Perlakuan Evin kemarin membuat Aura galau, seharian ini gadis itu hanya rebahan dan rebahan. Berguling ke kanan dan ke kiri, dia bahkan membolos dan tidak ingin berangkat sekolah. Violet tidak bisa lagi membujuk Aura, karena pada dasarnya. Aura memang sejak kecil seperti itu, kadang sangat malas untuk berangkat ke sekolah. Dan hanya Rega yang bisa membujuk gadis itu, tapi saat sekarang. Violet angkat tangan. Rega sudah berbeda alam."Aura, makan yuk. Dari tadi pagi Kamu belum makan, mommy suapin ya?" Aura melirik Violet yang membawa nampan berisi sepiring makanan dan juga dua gelas susu dan air putih.
Violet masih berdiri di depan pintu, menunggu persetujuan putrinya. Aura mengangguk kecil membuat Violet bersorak senang.
"Duduk dulu" Aura bersandar di kepala ranjang. Tersenyum kecil menyadari Violet sangat bersemangat untuk menyuapinya.
"AZKA PULANG!!!"
"Uhuk" Aura tersedak, membuat Arka, Azka, dan Violet khawatir.
"Minum Ra, minum." Violet memberikan air putih kepada Aura, gadis itu meminumnya dengan cepat.
Violet melirik Azka, laki-laki itu langsung mengusap tengkuknya yang terasa dingin. Tatapan Violet seakan ingin mengulitinya sampai ke tulang-tulang.
"Ra, kakak bawa burger dari McDonalds. Mau gak?" Tawar Arka, berjalan mendekati adiknya dan duduk disamping Aura.
Azka berjalan pelan, menghindari Violet yang masih meliriknya. Setelah berhasil melewati rintangan mengerikan, Azka duduk antenh di samping Aura.
Violet berdiri dari duduknya membuat Azka memasang aba-aba siaga satu, laki-laki itu kembali duduk saat Violet berjalan keluar kamar. Azka menghela nafas lega.
"Huuuh, punya emak serem banget"
Aura membuka mulutnya saat Arka menyuapinya burger, dua laki-laki tampan itu hanya menatap adik mereka yang mengunyah dengan pandangan kosong.
Azka mengusap sudut bibir Aura dengan tisu, berdecak saat adiknya masih melamun. Ngapain mikirin Ipin gak jelas itu.
"One Piece"
Arka dengan sigap mengambilkan laptop Aura yang berada di meja belajar, Arka tahu. Saat sedih, One Piece adalah pelarian Aura. Gadis itu akan kembali tertawa karena kebodohan yang ada dalam anime tersebut.
---
"Sudah? Ayo masuk" Lyana tersenyum kecil, tangan kanannya menggandeng lengan Azka dengan erat.
Mereka masuk ke dalam bioskop dengan Lyana memeluk lengan Azka mesra, laki-laki itu hanya tersenyum melihat lengannya di peluk oleh Lyana, gadis yang baru dikenalnya. Putri bungsu keluarga Alison.
"Iiih, kakaknya ngeselin" Gerutu Lyana melihat film yang ditayangkan melalui layar lebar itu.
"Nyebelin tapi cantik" Tambah Azka, Lyana menatapnya sebentar kemudian menyuapi Azka pop corn.
"Habis ini mau kemana?" Tanya Azka, mendekatkan tubuhnya dengan Lyana. Pipi gadis itu bersemu merah saat jarak wajah mereka sangat dekat.
"M-mau pulang. Besok lagi gimana?" Gadis itu berucap pelan, gugup. Wajah Azka hanya berjarak 10 cm dengannya.
"Apasih yang enggak buat Kamu" Azka tersenyum kecil, mengecup pipi Lyana dengan cepat. Kemudian terkekeh.
"Pipi Kamu merah Ly"
"Gara-gara Kamu!"
Azka tersenyum, sinis.

KAMU SEDANG MEMBACA
3A
Teen FictionArka, kakak pertama di antara mereka bertiga. Tampan, cuek, pintar, sayang Aura. Azka, kakak kedua. Tampan, jahil, fucekboy, sayang Aura. Aurora, atau sering dipanggil Aura. Si bungsu kesayangan keluarga dan kakak-kakaknya. Apapun permintaannya, s...