Assalamualaikum
Selamat malam
Anu
Gak jadi deh
***
5 tahun kemudian...
Aurora melangkahkan kakinya diatas catwalk sesuai dengan irama musik, dengan badan tegap yang berjalan lurus, pandangan fokus ke depan dengan tatapan datar, langkahnya terlihat anggun. Setiap gerak-geriknya dibuat halus, lembut, dan tertata.
Aurora Goldenia Casio, seorang model yang sedang naik daun karena memiliki para yang sangat cantik dan postur tubuh yang bagus. Banyak yang mengatakan kalau Aura itu sempurna. Terlahir dari keluarga yang kaya raya dan bisa melakukan apapun.
Zero, Violet, Arka, dan Azka bertepuk tangan meriah saat melihat giliran Aura berjalan dengan anggun diatas catwalk.
Busana rancangan Riccardo Tisci selalu membuat siapapun takjub saat melihatnya, apalagi seorang model cantik yang memiliki wajah bak bidadari tersebut sedang memakai rancangan dari salah seorang busana terkenal dan terbaik di London.
London Fashion Week, acara yang digelar dua kali dalam setahun itu selesai pada pukul 10 malam. Aura sudah mengganti bajunya dengan pakaian casual. Gadis cantik itu segera keluar dari ruang hias untuk menghampiri keluarganya yang datang mendukungnya.
"Mommy! Bagaimana penampilan Aura tadi?" Gadis berusia 23 tahun itu masih sama, tetap manja dan selalu menjadi kesayangan keluarga Casio.
Violet yang sedang menggendong balita perempuan berusia 9 bulan itu tersenyum lebar dan mengecup dahi Aura dengan sayang.
"Sangat hebat, kesayangan mommy cantik sekali"
"Of course I'm"
Aura terkikik kecil, menatap balita perempuan di gendongan Violet dengan tatapan menyipit.
"Kenapa? Kau mau Aku gendong?" Tanya Aura, balita perempuan itu menjulurkan kedua tangannya meminta gendong Aura.
Dengan terpaksa Aura menggendong adik bungsunya yang masih berusia 9 bulan itu.Satu setengah tahun yang lalu Zero dan Violet kebobolan, lalu lahirlah Alexa Goldwyn Casio. Anak bungsu Casio yang memiliki wajah dan mata yang bulat. Dengan kelereng mata berwarna biru azure seperti Violet.
"Gara-gara Kau Aku tidak jadi menjadi bungsu Casio,"
Alexa menatap mata Aura dengan mata bulat yang tidak berkedip. Kemudian menoleh kearah Azka dengan cepat, mengacuhkan Aura yang mengomelinya.
"Ahaha, sini sama Kak Azka" Alexa dengan cepat menjulurkan tangannya, balita itu terlihat risih saat Aura menggendongnya dan mengomelinya.
"Sudah-sudah, ayo pulang. Waktunya Alexa tidur" Ucap Zero menengahi.
Aura mengedik acuh, memeluk lengan Arka kemudian berjalan menuju mobil.
"Capek? Mau minum?" Aura tidak menolak tawaran Arka, gadis itu menerima botol air yang sudah dibukakan oleh Arka dan meminumnya.
"Tasya belum ada kabar?"
Arka menggeleng pelan, semua keluarga terdiam saat melihat Arka mengerucutkan bibirnya dengan wajah datar. Laki-laki yang bersifat dingin dan selalu memiliki wajah yang datar itu, sedang mengerucutkan bibirnya saat mengingat Tasya.
"Dia pasti bukan Arka, jangan ajak dia bicara" Gumam Zero kemudian mengendarai mobil dengan tenang.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
3A
Teen FictionArka, kakak pertama di antara mereka bertiga. Tampan, cuek, pintar, sayang Aura. Azka, kakak kedua. Tampan, jahil, fucekboy, sayang Aura. Aurora, atau sering dipanggil Aura. Si bungsu kesayangan keluarga dan kakak-kakaknya. Apapun permintaannya, s...