3A - 64

9.3K 1.3K 168
                                    

Halo!!

Maaf atas keterlambatan update nya🙏

Terimakasih untuk para pembaca yang masih setia menunggu cerita tidak jelas ini update🤓

Karena beberapa alasan, ciki hiatus hampir satu bulan.

Dan dari hasil hiatus itu, ciki memutuskan untuk mempercepat ending 3A,

Mohon dukungannya sampai cerita ini tamat dan ciki akan fokus ke cerita Brandon.

Terimakasih💜💜










***











Theo melompat dari gendongan Azka, bocah dengan bedak tebal itu menatap sekelilingnya dengan mata membulat. Theo menatap Azka yang sedang berjalan menuju keberadaan Brandon.

"Theo, beri salam kepada Paman Brandon"

Theo bergeming, menatap Brandon dari atas kepala sampai ujung kaki.

"Halo Paman, salam hormat dari Theo yang lebih tampan dari Paman"

Brandon tersenyum tipis, menatap bocah kecil dihadapannya sedang tersenyum dengan artian meledek kepadanya.

Azka hanya berdehem kecil.

Sedetik kemudian Theo menghilang dari sisi Brandon dan Azka.

Balita itu melangkahkan kaki mungilnya mengelilingi rumah Brandon yang terbilang sangat besar.

"Oh, putramu menghilang" Ucap Brandon yang membuat Azka langsung menoleh kesamping. Mendeteksi keberadaan Theo yang hilang entah kemana.

Azka mengedik acuh, Theo akan kembali nanti saat dia merasa bosan.

"Dia pasti jalan-jalan"

"Kalau begitu ayo masuk"

Azka mengangguk. Mereka segera masuk kedalam rumah Brandon dan membicarakan hal penting yang hanya mereka berdua ketahui.

Kembali ke tempat Theo.

Balita itu menghentikan langkahnya saat menatap sesuatu yang menarik. Mata bulat Theo semakin membulat menatap sesuatu di depan matanya.

"Wow"









***





Sehabis pulang dari mall dan puas berbelanja, kini Tasya dan Aura harus menggantinya dengan imbalan memasak. Seharusnya ada pelayan yang membantu mereka, tapi kali ini para pelayan sedang diliburkan oleh Arka.

"Dia kenapa? Masalah kemarin?" Tanya Aura dengan nada pelan. Mendekatkan tubuhnya dengan Tasya agar suaranya terdengar.

"Sepertinya iya, kemarin malam 'pun dia langsung tidur" Tasya menyahut, tatapan matanya terlihat sinis menatap Arka.

Aura menggigit bibir bingung, sepertinya Aura tidak bisa membantu karena itu adalah masalah keluarga Arka dan Tasya.

"Omong-omong, Aileen ada menghubungi?" Tanya Tasya, dia cukup kenal dengan Aileen karena mereka sering belanja bersama.

"Tidak, sepertinya dia sibuk syuting di Indonesia"

Aura dan Tasya menghentikan aksi memasak mereka sambil termenung sesuatu. Keduanya langsung bertatapan dengan mata berbinar.

3ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang