3A - 10

38.5K 3.8K 688
                                    

Kemarin ada yang dm ciki.

Dia bilang gini : baperan amat jadi orang!

Gw emg baperan! Mau apa lo?!

Dia marah gara2 3A di unpub. Kasihan👿

Gw hari ini lagi mode kejam, hati2 ya kalau berkomentar.


---

Zero gelagapan, tangannya dengan cepat menutup resleting yang terbuka sejak jam empat lalu. Laki-laki itu memaki dirinya sendiri yang terlalu ceroboh, untungnya dia hanya keluar ruangan saat pulang tadi. Zero segera melirik Violet, tapi wanita itu melengos dan berlagak tidak tahu apa-apa.

"Wah, daddy habis 'buang air' kok bisa sampai lupa tutup sangkar sih?" Zero memuta bola mata malas mendengar kata penuh penekanan dari putra keduanya.

"Namanya juga manusia Ka, gak bisa terus kelihatan sempurna. Kayak mommy Kamu tuh, sepintar-pintarnya mommy kalian. Dia ada sisi bodohnya juga" Zero melirik Violet, kali ini wanita itu memejamkan matanya menikmati pijatan Arka pada pelipisnya.

"Bodoh gimana nih maksud daddy?" Tanya Azka, beralih memijat dari pundak ke pelipis Zero.

"Gak bisa bedain ketumbar sama merica" Ucap Zero membuat tawa Azka meledak.

"Ah, itumah semua juga tahu. Huahaha. Aura aja bisa bedain, masa' mommy dari dulu gak bisa? Hahaha, lawak banget sih?" Azka masih tergelak, tidak menyadari tatapan dan senyuman manis dari Violet.

"Azka, Kamu hari ini ngeselin banget kayaknya." Ucap Violet masih tersenyum manis.

"Enggah ah, Azka mah ganteng mom. Huahaha"

Arka menatap kembarannya dengan tatapan iba, dua menit lagi Azka pasti tidak akan bisa tertawa lepas seperti sekarang. Kita tunggu saja.

Sedangkan Zero menggaruk telinganya yang terasa gatal akibat suara gelak tawa Azka.

"HUAAAA! SAKIT MOMMY! AMPUN MOMMY! MOMMY VIOLET YANG PALING CANTIK JANGAN JAHAT SAMA ANAK SENDIRI!! INI NAMANYA KEKERASAN TERHADAP ANAK! HARUS DI HUKUM!!!" Violet menjewer Azka sambil menyeretnya menuju lantai atas.

"Kamu yang mommy hukum"

"Jahat banget kampret"






---


Tujuh tahun kemudian.

Aura mengerjapkan matanya, cahaya matahari begitu menusuk indra penglihatannya. Gadis itu melirik jam dinding, pukul 9 pagi. Dia kesiangan. Tentu saja, semalam dia maraton menonton drama korea dari episode pertama sampai ending.

Ceklek.

Suara pintu kamar terbuka, Aura melirik dengan malas. Matanya terlihat dua kali lebih tajam saat seperti sekarang ini.

"Aura! Bangun! Mandi! Terus sarapan!" Azka berteriak, berkacak pinggang dengan mata melotot. Aura masih meliriknya, kemudian menutup wajahnya dengan selimut.

Azka menghela nafas, menatap atap kamar adiknya sambil berpikir sesuatu. Laki-laki yang memiliki tinggi 195 cm itu tersenyum licik saat menemukan sebuah ide cemerlang.

3ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang