AssalamualaikumMaaf ya lama, maraton aot dulu say xixixi
Kangen Arka? Azka? princess Aurora? Atau ciki?
Saat 3A ending nanti, kemungkinan semua cerita ciki, ciki unpublish atau enggak pindah mangatoon.
Tapi tenang, cerita ini masih panjang kok. Kecuali kalau tiba2 ciki berubah pikiran bakal ubah alur dan ending, yuhu!!
Terima kasih untuk semua yang sudah mendukung ciki sepenuh hati🤗💜💜
Happy Reading!!
***
"Gak sabar mau lihat dedek bayinya Kak Erin" Bisik Aura kepada Arka.
Seperti biasa Azka tidur di mejanya dengan beralaskan tangan sebagai bantal. Aura mengusap jam tangan berliannya dengan senyum kecil.
"Setengah jam lagi, lama ya?" Aura mengerucutkan bibirnya. Arka menatap itu dengan gemas, laki-laki itu menyangga kepalanya menghadap Aura.
"Kenapa Kak?"
"Gak sabar mau lihat dedek bayi?"
"Iya, tapi bel pulang sekolah–"
Kriiing!!!
"Huh??? Kok??"
Arka tertawa renyah melihat Aura memiringkan kepalanya pertanda gadis itu sedang bingung. Arka dengan gemas mengacak rambut Aura.
"Udah bel tuh, bangunin Azka"
Aura menoleh kesamping dengan wajah datar, menatap Azka yang mendengkur dengan mulut terbuka dan sedikit meneteskan air liur.
"Hnggh?" Sentilan super keras dari jari lentik Aura tidak terasa sakit bagi Azka.
"Apasih Ra? Kayak nyamuk kepeleset tadi, geli" Gumam laki-laki yang sedang patah hati itu.
Aura menatap jari tengahnya yang memerah karena menyentil pipi Azka. Dan laki-laki itu mengatakan seperti nyamuk kepeleset?
"Tau ah, ayo ke rumah sakit. Mau lihat dedek bayi akutuh. Pasti pipinya gemes" Mata Aura berbinar cerah, membayangkan sebentar lagi dia akan melihat bayi dan menggigit pipinya.
"Masih gemesin Kamu Ra" Gumam Arka dan Azka barengan, yang tidak terdengar oleh Aura karena gadis itu sudah berlari terlebih dahulu.
"Azka" Suara lembut itu membuat Azka membuka mata dengan lebar. Di depan pintu kelas, ada Kania dengan wajah cantik naturalnya seperti biasa, menatap Azka dengan pandangan tidak dapat diartikan.
"Aku tunggu di rumah sakit" Ucap Arka kemudian berjalan sambil memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana. Tatapan tajam Arka bertubrukan dengan tatapan polos Kania, gadis itu langsung menunduk takut.
"Ada yang Kau butuhkan?" Tanya Azka dengan senyuman kecil yang manis, Kania mendongak untuk melihat senyuman manis itu.
"Tentang semalam–"
"Kau bisa gunakan black card itu sampai puas, tenang saja. Itu tidak akan–"
"Tentang perkataan Erina yang Aku ucapkan, aku minta maaf"
KAMU SEDANG MEMBACA
3A
Teen FictionArka, kakak pertama di antara mereka bertiga. Tampan, cuek, pintar, sayang Aura. Azka, kakak kedua. Tampan, jahil, fucekboy, sayang Aura. Aurora, atau sering dipanggil Aura. Si bungsu kesayangan keluarga dan kakak-kakaknya. Apapun permintaannya, s...