3A - 30

18.4K 2.2K 461
                                    


Yang tertipu angkat tangan

Yakali 3A end tanpa penjelasan

Sebenarnya ciki punya stok draft, cuma karena voment nya dikit jadi gak semangat publish hehe

---


3A berlari di koridor rumah sakit dengan jantung berdetak cepat. Arka dengan wajah dinginnya masih sempat memegang tangan Aura agar adiknya tidak terjatuh.

Putra pertama Casio itu melihat sosok mungil berdiri di depan ruangan ICU dengan isakan tangis yang keras.

Arka melepaskan genggaman tangannya dari Aura, kemudian berlari menghampiri Tasya dan memeluk gadis mungil itu dengan erat, seerat mungkin.

"M-mama Kak" Tasya menunjuk Farissa yang berada di dalam ruangan.

"Sstt, tenang okay. Kakak disini, jangan nangis. Tante Farissa pasti selamat" Arka mengecup kening Tasya berulang kali. Berharap Tasya bisa sedikit tenang karena kecupannya.

Aura yang sejak tadi diam kini menyusul Arka memeluk Tasya, meskipun biasanya dia tidak terlihat peduli kepada Tasya, tapi Aura menyayangi gadis pendek yang akan menjadi kakak iparnya itu.

"Tasya jangan nangis ya, nanti Aura beliin burger sama pizza lima box"

Tasya mengangguk kecil, meskipun air matanya belum berhenti mengalir.

Azka yang duduk di kursi menghela nafas kecil, tersenyum geli melihat Arka yang memeluk Tasya dengan erat. Azka berteriak kaget saat seseorang menepuk pundaknya dengan keras.

"Kenapa senyum?" Tanya Violet dengan mata melotot garang.

Azka diam, menatap pelipis Violet yang di perban dengan lekat. Laki-laki itu langsung berdiri dengan tatapan datar. Violet menatap putra keduanya dengan senyum kecil, mengatakan kepada putranya bahwa dia baik-baik saja.

Azka mengecup kening Violet secara singkat, kemudian berlalu pergi keluar rumah sakit. Dia memiliki mainan baru.

"Sya, maafin Mama Vio ya. Farissa ada di dalam gara-gara nolongin Mama Vio" Violet berucap pelan, menangkup pipi Tasya dengan perasaan bersalah.

"Bukan salah Mama Vio kok" Ucap Tasya dengan senyum lembut.

---



Azka memejamkan mata saat seorang anggota wanita membersihkan wajahnya dari cipratan darah. Wanita itu juga memberikan Azka segelas air dan mengusap dada bidang Azka agar laki-laki itu bisa sedikit tenang.

"Edward sudah datang?" Tanya Azka masih memejamkan matanya.

"Dua menit lagi Tuan Muda"

Dua menit kemudian, suara gonggongan Edward menggema di seluru penjuru ruangan. Beberapa anggota otomatis mundur beberapa langkah saat anjing husky itu berjalan menuju Azka berada.

Anjing yang sudah hidup puluhan tahun itu kini berada di pangkuan Azka, menggoyangkan ekornya dengan lucu. Terlihat sangat lucu memang, tapi sangat tidak lucu untuk orang yang baru ia kenal.

3ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang