Assalamualaikum
Gimana UAS nya?
Lancar kan?
Ciki remidi sejarah☺
Alhamdulillah naik kelas
***
"Restoran Italy?"
"Yup"
"Kak Rebecca mengatakan Kak Azka mengajaknya kesini kemarin"
"Ya, Kania bekerja disini"
"Oh?"
"Ayo"
Walaupun hampir tengah malam, restoran dan suasana sekitar masih ramai. Banyak orang-orang yang sedang menghabiskan waktu bersama dengan pasangan masing-masing. Aura menatap sengit beberapa pasangan yang terlihat mesra itu, dia memikirkan Evin yang pastinya sudah tidur dengan dengkuran khasnya.
Beberapa bodyguard berjaga dari jauh, melindungi Princess Casio yang sedang naik daun itu. Jika Aura lecet sedikit saja, pasti Azka akan menghabisi mereka dengan pukulan mautnya, dan Arka dengan pistol kesayangannya.
Jika Arka suka menggunakan pistol, berbeda dengan Azka yang lebih suka menggunakan tangan kosong dan menghajar musuhnya sampai babak belur. Lebih nikmat pikir Azka.
"Ini sudah malam, jadi Aura pesan Chicken Cacciatore saja"
"Minumnya?"
"Aperetivo"
"Okay, Kita samakan saja"
Pelayan mengangguk patuh dan segera membuatkan pesanan Azka dan Aura. Kedua adik kakak kembar itu saling berpandangan sambil mengangkat alis.
"Kenapa Aku tidak melihatnya?" Gumam Aura dengan pipi menggembung bingung.
"Mungkin dia ambil shift pagi" Azka tersenyum kecil dan menepuk kedua pipi Aura yang menjadi mainan favoritnya sejak kecil.
"Yaahh" Aura merengut kecewa, dia ingin melihat Kania walau rasa kecewa masih menyelimuti hatinya.
Ingatan dimana dirinya masuk kedalam rumah Kania dan mendapati kedua orang tua Kania yang tewas mengenaskan. Aura panik dan mencoba memeriksa keadaan keduanya, gadis itu berpikir jika keduanya masih bisa diselamatkan.
Tapi ternyata nihil, kedua orang tua Kania meninggal dengan sayatan di leher masing-masing, dan juga banyak bekas sayatan lain di tubuh keduanya.
Aura yang masih memperhatikan keadaan rumah melihat pisau kecil dengan sebuah simbol aneh pada pisau tersebut.
"Simbol apa ini?"
Bruk!!
Aura menoleh terkejut, sosok Kania berdiri di depan pintu dan menjatuhkan tas dan buku-bukunya. Matanya menatap Aura dengan tatapan yang sengit. Aura menggeleng kecil dan segera menghampiri Kania.
"Tidak, bukan seperti yang Kak Kania pikirkan. Aku kesini untuk—"
PLAK!
KAMU SEDANG MEMBACA
3A
Teen FictionArka, kakak pertama di antara mereka bertiga. Tampan, cuek, pintar, sayang Aura. Azka, kakak kedua. Tampan, jahil, fucekboy, sayang Aura. Aurora, atau sering dipanggil Aura. Si bungsu kesayangan keluarga dan kakak-kakaknya. Apapun permintaannya, s...