3A - 43

12.4K 1.7K 216
                                    

Assalamualaikum











***

"Azka, sarapannya sudah siap"

Azka melompat dari sofa setelah mendengar suara merdu Rebecca. Selain cantik, Rebecca juga bisa memasak berbagai makanan. Mungkin karena itu juga yang membuat Azka betah bersama Rebecca selama 4 tahun ini.

Mereka berdua duduk berdampingan di ruang makan dengan suasana hening. Azka menoleh menatap Rebecca yang memakan makanannya dengan lahap, laki-laki itu bergegas melangkah ke kamar untuk mengambil sesuatu. Rebecca penasaran dan terus menatap Azka, laki-laki itu kembali dengan ikat rambut berbentuk kelinci pink milik Rebecca, terlihat imut.

Rebecca terkekeh renyah, Azka mengikat rambut panjangnya yang mungkin membuat laki-laki itu risih saat dirinya sedang makan.

"Terima kasih" Ucap Rebecca dengan kecupan singkat di pipi Azka.

Rona merah di pipi Azka membuat gelak tawa Rebecca menggelegar di apartemen wanita itu.

"Kau memerah hanya karena kecupan? Fakboy macam apa itu?" Tanya Rebecca masih dengan gelak tawa.

Azka mengedik sambil mengerucutkan bibirnya, laki-laki itu tidak menyangka kecupan singkat Rebecca membuatnya blushing. Padahal mereka hampir empat tahun bersama, tapi ini pertama kalinya untuk Azka.

"Diam Rebecca, segera makan makananmu"

"Yes sir"

Azka menatap Rebecca yang sesekali tersenyum geli, laki-laki itu mengusap pipi Rebecca yang terlihat lebih berisi dari sebelumnya. Bukan hanya pipi, tapi juga seluruh badan Rebecca.

Hal itu membuat Azka untuk meyakinkan keputusan yang dia ambil. Dan dia sudah sangat yakin dengan keputusannya sendiri.




***




Azka diam di ruang CEO sambil memijat pelipisnya, dia hari ini pusing sekali. Jam dinding masih menunjukkan pukul tiga sore, tapi sepertinya dia harus izin pulang terlebih dahulu. Sekretarisnya pasti akan memakluminya.

"Halo Ka? Kau sibuk tidak?"

"Sedikit"

"Tolong gantikan rapat setengah jam lagi"

"Oke"

Azka mendesis pelan dengan sifat dingin kakak kembarnya. Azka beralih menghubungi dokter keluarga Casio.

"Halo Kak? Kau di rumah sakit?"

"Iya Azka, kenapa? Apa ada yang Kau butuhkan?"

"Bisakah Kau datang ke mansion?"

"Baiklah, Aku masih ada pasien, Kau tunggu disana ya"

"Oke"

Azka tidak menyetir, dia terlalu pusing untuk menyetir sendiri jadi dia menyuruh sopir pribadinya.

3ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang