Spam komennya mana?
Typo correction!
---
Kalya menatap Violet dari atas sampai bawah, gadis yang terlihat polos itu seketika mundur dan memasang sikap kuda-kuda.
"Kau mencari ini?" Violet menggulung rambutnya secara asal, kemudian menunjukkan tato mawar hitam yang tertera indah di lehernya yang jenjang.
Kalya berdecak, wajah sok polos itu seketika berubah menjadi seringai kecil.
Violet mengangkat tangan kanannya menyuruh beberapa anggota black rose untuk tetap diam di tempat. Tikus kecil seperti Kalya akan mati dalam sekejap jika mereka angkat tangan.
"Pergilah, katakan pada Tuan Alison untuk menemuiku secara langsung." Kalya menatap satu-persatu orang disana. Berdecih pelan, Kalya segera pergi dari hadapan Violet.
"Karena kekhawatiranmu kepada Tasya, Kau menjadi ceroboh dan tidak menyadari siapa gadis tadi." Arka menunduk menatap lantai, raut wajah datarnya terlihat pucat saat mengetahui siapa Kalya sebenarnya.
"Kau benar-benar harus belajar kepada Azka"
"Dengar Arka, gadis tadi adalah adik Lyana. Orang yang mengincar Aura beberapa bulan yang lalu. Karena Lyana meninggal, Kalya yang menggantikannya. Dia anak dari Alison"
Arka diam, dia terkejut, bingung, khawatir kepada Aura. Semuanya bercampur menjadi satu dan itu membuat bahunya berguncang kecil, Arka menangis tanpa suara.
Zero menatap putra pertamanya dengan sinis. Cengeng, batin laki-laki itu. Violet mengusap kasar wajah suaminya dengan tidak berperasaan.
"Kak Arka!"
Suara itu, Arka menoleh dengan cepat. Dia merindukan suara dan pemilik suara itu, Tasya berlari. Pipi tembamnya berguncang seiring dengan langkah kakinya.
Tasya langsung memeluk Arka dengan erat.
"Ma-maaf" Ucap Arka terbata-bata. Dengan pelan membalas pelukan Tasya menggunakan kedua tangan kekarnya itu.
"T-tasya cuma c-cinta Kak Arka kok. Bukan Leo atau siapapun, j-jangan deket-deket cewek t-tadi. T-tasya gak suka" Tasya berucap dengan tersedu-sedu.
Arka tersenyum kecil, semakin mengeratkan pelukannya kepada tubuh mungil Tasya.
"Makasih"
Mereka berdua saling berpelukan erat dan melupakan keberadaan Zero dan Violet yang kini saling berpandangan dengan senyum tertahan di bibir mereka.
"Hachuu!"
Zero bersin dengan nada keras. Mengejutkan Arka dan Tasya dan membuat pelukan mereka berdua terlepas.
Violet meninju kepala Zero dengan pelan, tapi Zero bersikap seolah-olah kesakitan.
Arka dan Tasya berdiri dengan canggung. Arka berusaha menatap mata Tasya, tapi gadis itu sibuk menghindari tatapan mata Arka yang pasti akan melemahkannya, dan ditakutkan kalau dirinya akan menerkam Arka.
"Eemm–selamat sore menjelang malam" Dokter yang keluar dari ruangan Aura sejak beberapa detik yang lalu akhirnya bersuara.
"Kami berhasil mengeluarkan racun yang mungkin saja akan tersebar ke seluruh tubuh Nona Aura jika tidak segera di bawa ke rumah sakit. Nona Aura akan sadar beberapa jam lagi. Kami permisi"
Lima dokter itu membungkuk hormat kepada Zero dan Violet. Kemudian pergi untuk menjalankan tugas selanjutnya.
Tasya bersiul kecil melihat lima dokter yang terlihat tampan dengan jas putih mereka. Yang di acuhkan oleh lima dokter tampan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
3A
Teen FictionArka, kakak pertama di antara mereka bertiga. Tampan, cuek, pintar, sayang Aura. Azka, kakak kedua. Tampan, jahil, fucekboy, sayang Aura. Aurora, atau sering dipanggil Aura. Si bungsu kesayangan keluarga dan kakak-kakaknya. Apapun permintaannya, s...