Sudah sekitar delapan jam gadis cantik yang di sekap dengan mulut di ikat kain, kedua kaki dan tangan di ikat dengan tali tambang yang sekarang pasti keadaan tangan dan kakinya terdapat lecet. Duduk di kursi usang dengan suasana hening, dan tak terurus.
Bianca tersadar, mata cantiknya mengerjap ngerjap menyesuaikan cahaya walaupun remang remang. Matanya terasa pedih seperti ada sesuatu yang masuk mungkin debu, sebentar Bianca memejamkan mata, rasa sakit yang menyeruak di kepala mengakibatkan rasa pusing yang teramat.
Ingin rasanya Bianca muntah karena pusing ini, serta seluruh tubuh yang sakit dan pegal. Bianca bergerak sedikit lalu terkesiap karena tiba tiba saja kursi yang di duduki nya bergoyang ke depan.
Bianca tersadar saat melihat ke bagian sisi kursi. Dirinya sedang duduk di sebuah kursi goyang usang tapi masih kuat bila di duduki, mungkin hanya warna nya saja yang memudar termakan waktu.
Akhirnya Bianca memilih untuk bersandar pada kursi goyang termenung, dan berharap ada yang datang untuk mengantarnya kembali pulang.
Di sisi lain, ruangan yang berbeda namun masih satu tempat, ada yang berunding di sana mimik wajah mereka datar datar saja. Dan sama suasana hening tak jauh dari suasana Bianca.
"Cukup, udah ini kita ngapain lagi?" suara seorang gadis yang berhasil memecah keheningan dan mendapat respon dengan tatapan yang tertuju padanya.
"Bikin mentalnya jatuh." ucap gadis yang lainnya.
"Mental siapa?" ucapnya cengo.
"Bangkong."
Salah satu gadis di sana berdiri dari duduknya merenggangkan sekujur tubuh yang di rasa merasa pegal, terlalu lama duduk. "Kemana?"
"Lama cepetan, laper gue." ucap gadis itu mendahului keluar dari ruangan. Yang tersisa di sana hanya dpat saling melirik lalu bergegas menyusul.
Kreeet
Tepat pada pintu di buka, Bianca merasa terganggu terlihat dari wajahnya yang mengerjap.
Mata cantik Bianca terbuka seratus persen, dengan memandang terkejut, takut, dan juga aneh.
"Udah bangun cantik." Bianca membalasnya dengan diam. Masker yang di gunakan mereka menutupi sebagian wajah, sehingga Bianca tidak tahu siapa wajah yang mungkin di kenali pada balik masker.
Salah seorang di hadapan Bianca berdiri tak bergerak mengamati Bianca dengan ehm aneh, lalu bergerak mengambil sebuah kursi yang di letakan di hadapan Bianca dengan posisi membelakangi.
Nah kurang lebih kaya gt posisi kursi dan orangnya.
Bianca menatap bingung pada mereka yang menyeringai terhadapnya, perasaanya tak enak kali ini.
Seorang lelaki yang duduk di hadapan Bianca mengeluarkan smirk yang dapat membuat seseorang melihatnya membeku.
"Lo itu....
KAMU SEDANG MEMBACA
MULINKA [END]
أدب المراهقينMuel Albachtera Luth seorang remaja lelaki yang bersekolah di SMA Dirgantara. Diri nya cukup populer karena karena termasuk dalam jajaran lelaki tertampan di sekolah, tak hanya itu status nya menjadi ketua geng motor yang bernama RELANGGA menambah k...