Muel langsung tersadar dan pandangan nya mengarah pada sumber suara, sebenarnya Muel sempat terkejut dengan suara yang memanggil nama nya.
Muel terdiam di kala dirinya melihat pada seorang gadis yang Muel kenal, sedangkan Bianca hanya menatap heran di tambah bingung pada kedua nya secara bergantian.
Muel yang beranjak dari duduk nya yang menghadap gadis yang di kenal nya betul, Bianca pun ikut berdiri di samping Muel. Sedangkan yang lain nya ada yang menatap tak percaya, heran, dan acuh tak acuh.
"Permisi." ucap Dokter yang sudah keluar dari ruangan.
Kata tersebut langsung membuyarkan keheningan. "Dok bagaimana dengan istri saya ?"
"Istri bapak baik baik saja, selamat istri anda mendapatkan seorang jagoan." ucap Dokter.
"Alhamdulilah." diikuti yang lain nya mengucap syukur.
"Silahkan, kalau begitu kami permisi." ucap Dokter lagi.
Semua nya masuk, dan yang tersisa hanya Bianca, Muel dan seorang gadis yang seumur an dengan Bianca. Muel sekarang menghadap Bianca.
"Kamu masuk duluan aja." ucap Muel.
"Terus kamu ?" tanya Bianca.
"Nanti nyusul." ucap Muel.
Bianca mengulas senyum, dan menatap sekilas gadis di depan Muel. "Yaudah aku tunggu." ucap Bianca. Muel sudah menarik tangan nya dari kepala Bianca, bidadari nya itu sudah masuk lucu sekali di mata Muel.
Sekarang Muel melihat ke arah gadis yang memanggil nya itu, ada rasa yang Muel sendiri pun tidak tau yang bergejolak di sudut hati nya.
"Mau apa lo?"
_____
Sekarang Muel sedang menatap kosong ke taman yang ada di hadapan nya, entah lah kebohongan atau kebenaran yang akan di dengar nya saat ini.
"El-"
"Langsung aja bisa?" tanya Muel tanpa mengubah arah pandang nya.
Gadis tersebut menunduk lalu mendongkak kembali. "Jangan ngerasa cuma kamu doang yang menderita, yang jadi korban El. Tanpa kamu denger penjelasan aku, kamu malah seenak nya aja, kamu inget kan waktu kecelakaan? Aku gak sadar diri lama El, aku langsung di bawa ke luar negeri supaya gue sadar El."
Muel masih terdiam, fikiran nya menelusuri masa lalu yang sempat ia tidak ingin mengingat nya kembali dan menjalani hidup nya yang sekarang.
"Sampe aku sadar, kamu tau apa yang aku liat? Tembok putih yang aku liat, suara yang gue denger pertama kali kamu tau ? Suara alat yang aku denger. Aku berharap bukan itu semua yang aku denger pertama kali.
Aku udah ngerasa baik an, aku bujuk mami sama papi supaya balik lagi ke sini cuman mau ketemu pagi sama kamu." ucap nya lirih."Jeng." ucap Muel jengah.
"Apa ?" tanya Ajeng dengan tatapan berharap.
"Ngapain lo ke sini?" tanya Muel acuh.
Ajeng tersenyum simpul. "Engga enak badan aja."
Smirk Muel. "Jujur."
"Aku gak apa apa. Tapi kamu mau nganter aku pulang sekarang ?" tanya Ajeng.
Muel mendekat pada Ajeng yabg di sebelah nya. Ajeng terkejut dengan Muel yang begitu dekat dengan nya. "Jangan halu, lo mau pulang ? Pulang aja sendiri. Masih mampu kan ?" tanya Muel, yang akan pergi meninggalkan Ajeng.
"El." panggil Ajeng.
"Cuman rasa kasian gue ke lo." ucap Muel yang mendahului Ajeng. Sementara di tempat nya Ajeng tertunduk dan tersenyum kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
MULINKA [END]
Teen FictionMuel Albachtera Luth seorang remaja lelaki yang bersekolah di SMA Dirgantara. Diri nya cukup populer karena karena termasuk dalam jajaran lelaki tertampan di sekolah, tak hanya itu status nya menjadi ketua geng motor yang bernama RELANGGA menambah k...