*49

2.7K 191 12
                                    

Alangkah bahagianya membaca terus vote, yuuu.

"Kamu ngapain di sini?" Bianca memandang Rezar sedikit takut, tiba tiba saja Rezar berkunjung ke SMA Dirgantara.

Lama Rezar terdiam, dengan mata yang menatap Bianca tanpa arti. Tangannya terangkat memberikan buket bunga mawar berwarna merah yang cukup banyak, dapat menambah kebingungan Bianca juga rasa keterkejutannya.

"Buat apa ?" tanya Bianca, untuk menjawab semua kebingungannya.

Melihat Rezar yang siap melangkah membuat Bianca was was, bersiap melangkah ke mana pun arahnya menjauhi Rezar. Karena dia salah satu orang di antara yang orang lainnya yang patut Bianca jauhi, meski dulu memiliki hubungan walau sebatas calon iparan pada hubungan Rezar dana Cloui.

"Terima ini buka surat nya, jangan ke geeran dulu jadi orang." Rezar masih saja menatap Bianca datar, jarak di antara kedua nya terkikis waktu Rezar mendekati Bianca.

"Bisakan engga terlalu deket ?" Bianca mempertegas, terlihat Rezar yang menghela nafas perlahan.

"Gue butuh privasi walau hal kecil gini." ucap Rezar sedikit bergumam tapi masih dapat di dengar oleh Bianca.

"Kasih ini ke Cloui." Rezar memaksa walau tak di paksa juga, Rezar pasti akan melakukan segala cara agar buket bunga itu di terima nya, fikir Bianca.

Bianca menatap lekat wajah Rezar menaruh curiga, dirinya cukup sedikit trauma dengan terorr menerorr.

Buket bunga yang sedang di pegang Rezar beralih kepemilikan ketika Bianca menganggukan kepalanya. Karena Bianca merasa sesuatu yang tak beres berulang kali, menatap Rezar dan buket bunga bergantian.

Tangan mungil nan lentik Bianca terulur mengambil surat yang di selipkan di antara banyaknya bunga mawar.

"Buket bunga kedua,
untuk yang tersayang."

~RZN

Setelah melihat sekaligus membaca nya, Bianca menyimpan kembali surat itu pada tempatnya semua. "Terus ?" Bianca mengangkat kedua alisnya.

Rezar kembali melangkah mendekat, sigap Bianca mundur terus hingga mentok pada tembok gerbang sekolahnya.

"Kasih ini ke Cloui." ucap Rezar suara serak basah mendominasi.

"Kalau aku engga mau? udah cukup bikin perasaan Cloui berantakan. Jangan maksa terus." Bianca mempertegas kembali tujuannya agar Rezar sadar bahwa, melepaskan orang dengan ikhlas pasti akan ada seseorang yang lebih baik untuk hidupnya.

Rezar menopang tubuh dengan tangannya menahan tembok samping kepala Bianca. Wajah Rezar semakin mendekat. Bianca yang merasa syok seakan tidak dapat menggerakan seluruh tubuhnya.

Rezar mendekati telinga Bianca dan membisikan sebuah kalimat. "Sebenernya gue mau membantu lo waktu itu dengan ikhlas, tapi gue pake senjata ini supaya lo mau."

"Itung itung buat balas budi." ucapan Rezar itu sontak membuat Bianca melihat Rezar ke samping.

Bianca berusaha menetralkan wajahnya serta keterkejutannya. "Makasih buat waktu itu."

"Jaga jarak, kita di tempat umum." ucap Bianca sambil memandang kanan kiri, sedari tadi mereka berdua menjadi pusat perhatian. Mendengarnya Rezar memundurkan kembali seluruh tubuhnya.

"Sama sama." balas Rezar atas permintaan terimakasih Bianca tadi.

"Mending sekarang sekolah, jadi anak yang berguna." entah keberanian dari mana Bianca mengatakan hal tersebut, baru sekarang Bianca memikirkan resiko dari ucapannya tersebut.

MULINKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang