Telah terjadi kecelakaan di jalan raya, yang kabar nya terdapat sebuah truk dari arah berlawanan menabrak sebuah mobil yang di tumpangi 3 orang , saat ini ke dua penumpang dan seorang pengemudi mobil di larikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.
Suara yang berasal dari televisi tersebut terdengar memenuhi lorong rumah sakit yang cukup sepi. Terlihat lelaki dan wanita paruh baya yang sedang duduk menghadap pintu sebuah ruangan .
"Aku harap mereka baik-baik saja." menyatukan kedua tangan nya erat.
"Mereka pasti baik-baik saja, kau tenang lah." tangan tersebut merangkul tubuh yang lebih kecil itu, menguatkan sesuatu yang rapuh.
Terdengar derap langkah,lelaki dan wanita paruh baya lain nya yang semakin lama ketukan alas kaki itu mendekat ke arah kedua manusia yang saling menguatkan.
Bersamaan dengan pasangan paruh baya yang di samping mereka, sosok seorang Dokter keluar dari ruangan yang sedang mereka tunggu.
"Ba..bagaimana keadaan anak saya ?" mata nya yang berkaca-kaca, tak luput dari ekspresi nya yang cemas.
"Tenanglah Tati, Ajeng pasti baik-baik saja." merangkul pundak yang berstatus sebagai istri nya itu.
"Maksud mas Bambang gimana ? Anak kita sedang kesakitan di sana." lirih Tati.
"Kalian tenang lah dulu, keadaan ketiga pasien telah melalui masa masa kritis nya. Untuk pasien lelaki paruh baya hanya terdapat benturan di bagian kepala nya, serta tulang kaki dan lengan yang patah ." ucap Dokter
"Lalu bagaimana dengan anak saya ? Bagaimana keadaan Muel ?!" ujar perempuan paruh baya yang sedang di dekap sang lelaki yang berstatus sebagai suami nya itu.
"Untuk anak lelaki ibu serta bapak, tangan sebelah kanan bagian bawah retak dan harus memakai pen, dan benturan di kepala nya. Yang membuat saat ini tak sadarkan diri."
Dokter menghembuskan nafas berat, dan bersiap akan menjelaskan kembali.
"Sedangkan anak remaja perempuan, ia lebih parah dari kedua nya. Terdapat pecahan kaca yang menancap tepat di pelipis nya, yang menyebab kan pendarahan di dalam dan saat ini keadaan nya sedang koma." ucap sang Dokter.
Kedua kaki Tati sudah tidak kuat untuk menopang tubuh nya, dengan sigap Bambang menahan nya.
"Pasien akan segera di pindahkan ke ruang rawat. Permisi saya akan ke ruangan saya dulu." Sang Dokter berlalu pergi dari keempat nya.
Tangisan terdengar pecah dari kedua wanita paruh baya tersebut.
"Mohon maaf kan saya." ujar Diandra lesu, ayah dari Muel.
Bambang menghadap kedua pasangan paruh baya itu, dengan tatapan kecewa.
"Ini semua gara-gara anak kalian, yang tidak bisa menjaga anak saya Ajeng. Mulai sekarang tidak ada lagi hubungan di antara mereka." kalimat yang di ucap kan nya disertai dengan amarah.
Tak lama kemudian Bambang dan Tati pergi dari sana, dan yang tersisa Diandra serta sang istri Zahra.
____________________Selamat membaca kawan kawan 😊😘💕.
KAMU SEDANG MEMBACA
MULINKA [END]
Teen FictionMuel Albachtera Luth seorang remaja lelaki yang bersekolah di SMA Dirgantara. Diri nya cukup populer karena karena termasuk dalam jajaran lelaki tertampan di sekolah, tak hanya itu status nya menjadi ketua geng motor yang bernama RELANGGA menambah k...