Semangat part 60 💕
"AYAA.. KENAPA KE JAKARTA??" di jalan raya, dengan kesibukan sekitar yang ada Bianca berucap lantang agar Zaya mendengar ucapannya.
Zaya menyisikan motor sportnya, juga memberi kode kepada tiga kawannya untuk ikut juga menyisi. Bianca yang paham langsung turun dari motor tanpa membuka helm, menatap ke empat remaja lelaki tampan bergantian dengan mata menyipit akibat sinar matahari yang menyilaukan.
Zaya menaikan helmnya sampai tertahan di kepala, sedangkan Milo, Fino, dan Marvel hanya menaikan kaca helm.
"Emang gue gak boleh ke Jakarta gitu?" tanya Zaya balik, menjawab pertanyaan Bianca tadi.
"Iyaa boleh, tapi kan engga ada kabar." ucap Bianca merasa sedikit kesal.
Fino maju satu langkah mendekat pada Bianca. "Kita udah bilang ke Cloui sekalian ke Vito juga."
"Sekalian ke aku nya engga???" ucap Bianca menatap mereka bergantian, dengan tatapan tak terima.
"Hehe sorry kelewat." Milo meminta maaf, untuk mencairkan suasana hati Bianca sekarang.
"hmm, Gak apa apa."
"Yaudah, kita pulang sekarang." yang di maksud Zaya pulang ke rumah Bianca yang di Jakarta, engga balik lagi ke Bandung. Baru juga nyampe.
"Ehh bentar." cegah Bianca.
"Kenapa? mau jalan jalan dulu? anter ke mana? Mall? toko buku? Super Market?"
"Bilang aja bilang, nanti Zaya yang bayar." Milo menepuk nepuk pundak Zaya.
"Anter ke rumah Mischa." ucap Bianca yakin, Bianca belum merasa tenang ataupun puas ketika menghadapi masalah yang belum usai, tidak secara langsung dengan orangnya.
Zaya menaikan salah satu alisnya. "Ngapain?"
"Pokok nya anter dulu, boleh kan?" di sini Bianca merasa takut Zaya tidak menyetujuinya dan memilih untuk pulang saja.
"Yaudah, kita ke sana. Sebelum itu kita makan dulu." ucap Zaya mutlak, menaiki motor sport nya di ikuti yang lain. Bianca pun naik kembali lalu duduk manis di belakang Zaya.
"Arahin restoran yang enak." ucap Zaya di balik helm full face.
"Iyaa."
Sesampainya di restoran mereka berlima, memilih tempat, pesan lalu makan. Bianca cukup cepat dalam memakan makanan karena sekarang, dirinya tak sabar untuk bertemu Mischa. Ada rasa kangen di rasa, yang biasanya Mischa selalu bersama Bianca dan sekarang tidak. Kadang bertukar pesan pun membicarakan hak random, tepatnya sebelum mengerjakan tugas.
"Pelan pelan napa Bi, kesengklek baru tau rasa." ucap Milo, yang sedari tadi memperhatikan Bianca.
Fino hampir menyemburkan air yang sudah di dalam mulutnya, bisa bisa nya Milo bilang seperti itu di kala dirinya sedang minum, Fino menelan air yang masih di mulut sebelum menyemburkan kata kata omelan pada Milo. "Anjir lo, untung gak gue sembur. Yang bener keselek, ke-se-lek, lain kesengkelek. pala lo sengkelek!"
"Padahal tadi lo sembur aja, di jamin setan pada keluar." ucap Marvel setelah sekian lama.
"Niatnya si gitu, tapi jiwa malaikat gue mendominasi untuk dia yang setan." ucap Fino kelewat santai.
"Anjir naha jadi nyambung ka setan ai sia, ngahina pisan perasaan." Milo menunduk, tak terima.
"Utututu, maap maap. Nih ambil kue nya buat lo semua." Fino memberikan cemilan yang di pesan pada Milo, untuk mendapatkan sebuah maaf.
KAMU SEDANG MEMBACA
MULINKA [END]
Teen FictionMuel Albachtera Luth seorang remaja lelaki yang bersekolah di SMA Dirgantara. Diri nya cukup populer karena karena termasuk dalam jajaran lelaki tertampan di sekolah, tak hanya itu status nya menjadi ketua geng motor yang bernama RELANGGA menambah k...