*Ilustrasi
Nah guys, kalian tau cerita MULINKA ini jalur mana siiih???
😆"Ngapain lo di sini?" setelah sadar dari tidur, yang di lihat Muel pertama kali ada Bianca di depannya. Telihat betah entah apa tujuannya ada di sini.
Rasa gugup, takut, khawatir melanda Bianca. Melihat Muel yang terbangun membuat Bianca sendiri termangu, betapa tampannya pemuda di depannya ini.
Melihat Bianca yang tak juga berbicara membuat Muel jengah sendiri, tangannya terulur membawa gelas berisi air di atas nakas. Merasa Muel bergerak Bianca mengangkat pandangannya ingin membantu.
"Udah, mending bantu gue duduk." Muel memasang wajah datar. Bianca hanya mengangguk, membantu Muel duduk bersandar pada kepala ranjang.
Walau terasa nyeri pada lengannya, Muel tetep meminum air berusaha melupakan sebentar rasa sakitnya. "Ambil obat gue." Muel berucap demikian karena obat obatan nya jauh dari jangkauan.
"Harus makan dulu." ucap Bianca.
"Ambil obat gue." Muel mengulang perkataannya dengan tekanan.
"Harus makan dulu El." begitu pula dengan Bianca keukeuh.
"Terserah." Muel memijat pelan pelipis nya, masih di balut perban tapi terasa sangat pening. Lebih baik diam untuk sekarang, dan membacot untuk nanti. Mengambil ponsel menghubungi seseorang.
"Than, bawa makan ke kamar."
"Hmm, gue tunggu."
Muel melempar asal ponselnya ke samping tenang masih di atas kasur kok. Bianca masih diam setelah tadi meminta Muel agar makan terlebih dahulu sebelum meminum obatnya.
Tok tok tok
Bianca beranjak ke pintu kamar, di bukanya sudah ada Nathan dengan sepiring porsi makan. Entah makanan dari mana tapi itu pertanyaan yang tidak penting untuk sekarang.
"Makasih Than." ucap Bianca di sertai senyum manis nya.
"Sama sama, gue ke bawah lagi."
"Iya."
Bianca kembali menutup pintu, kembali duduk di samping Muel. Sedangkan Muel sendiri terlalu larut, fokus memainkan ponsel. Hingga mungkin tak sadar Bianca sudah kembali di sampingnya lagi.
Bianca akan menyuapi Muel, mengesampingkan terlebih dahulu kesalah pahaman di antara keduanya. Muel menerima dengan baik suapan dari Bianca tanpa mengalihkan perhatiannya dari ponsel.
Bianca sendiri merasa senang dengan respond yang di berikan Muel, seperti memiliki harapan lebih untuk kelangsungan hubungan keduanya, memang hubungan tidak ada yang terus saja berjalan lurus akan ada masa masanya setiap saat, kepastiannya seperti pri bahasa habis gelap terbitlah terang kurang lebih seperti itu, dan Bianca meyakini hal tersebut.
Sampai akhir meminum obat, Bianca menyuapinya juga dan sekarang memegang gelas dengan Muel meminum airnya. Di rasa semuanya selesai Bianca menyimpan piring dan gelas di atas nakas, isi nya sudah habis tak tersisa.
"El." panggil Bianca, mungkin ini adalah waktu yang tepat untuk Bianca menjelaskan semuanya.
Muel tak berkata apa apa, tapi menjawabnya dengan sebuah lirikan. Lampu hijau sudah di dapat Bianca sekarang tinggal menjelaskan, dan meluruskan segala fakta yang Bianca tau.
KAMU SEDANG MEMBACA
MULINKA [END]
Teen FictionMuel Albachtera Luth seorang remaja lelaki yang bersekolah di SMA Dirgantara. Diri nya cukup populer karena karena termasuk dalam jajaran lelaki tertampan di sekolah, tak hanya itu status nya menjadi ketua geng motor yang bernama RELANGGA menambah k...