*8

16.8K 828 16
                                    

Sekarang menunjukkan pukul 08:30 pagi, Muel dan antek antek nya sedang duduk di depan kelas karena jamkos.

"Bila musim berganti.....
Sampai waktu terhenti...
Walau dunia membenci....
Ku kan tetap di sini....."
nyanyi Nandan, sambil memetik gitar yang berada di pangkuan nya.

Hobi Nandan adalah memang menyanyi, setiap hari nya pasti Nandan bernyanyi. Dan di dukung oleh suara nya yang bagus, Nandan juga mewakili sekolah dalam lomba menyanyi pria solo.

"Besok hari apa?" tanya Jali.

"Sabtu emang kenapa?" Muel menjawab dan bertanya balik.

"Oh."

Dira menaikkan alis sebelah. "Kenapa emang?"

"Besok hari keramat." ucap Jali.

"Kenapa emang?" kini giliran Azka yang bertanya.

"Besok banyak setan, banyak yang malmingan, banyak yang apel." ketus Jali.

"Hehe sensi amat lo." ucap Samudera.

Terlihat Cilla dengan salah satu teman nya Ika keluar kelas, sambil berbincang kecil.

"YANG, CIL MAU KEMANA?" teriak Azka.

"Jangan teriak teriak bisa?" Cilla menyempatkan untuk menyahut.

"Takut nya gak kedenger sayang." ujar Azka.

Muka Cilla terlihat sedang menahan amarah nya, dengan tanda warna muka yang telah berubah memerah.

Ika yang di sebelah nya mengusap punggung Cilla. "Sabar Cil sabar, Cil."

"Mau pada kemana kalyan berdua?" tanya Dira lagi.

Kali ini yang menyahuti adalah Ika. "Mau ke ruang guru."

Sontak para lelaki tersebut terkejut terkecuali Muel yang sedang memejamkan mata nya, dan Nathan yang sibuk dengan mainan rubik nya.

"Jangan di panggil napa?" ucap Azka.

"Gak mau banget kita terlihat bahagia." ucap Dira cuek.

"Iyaaaa, dasar perempuan." ucap Nandan, sambil membenarkan senar gitar.

Samudera berdiri dan berjalan lalu berhenti di sebelah Ika. "Jangan di panggil ya, nanti di teraktir di kantin pas istirahat."

Ika melihat ke arah Samudera "Bener?"

Samudera mengangguk lalu mendekatkan muka nya di telinga Ika "Tapi cuman beli permen aja, mau ya."

Tanpa aba aba Cilla langsung menginjak kaki Samudera, sangat keras seperti melampiaskan marah nya yang lama terpendam. "Lo jangan nyogok gitu, udah jangan ganggu sana!" Cilla murka.

"Sakit ajig." Samudera terduduk memegang kaki sebelah kanan yang telah di injak oleh Cilla tadi.

"Bodo amat, ayu ka kita pergi." Cilla menarik sebelah tangan Ika dan pergi dari sana, kalo misal Cilla lama lama di sana tempat tersebut pasti tidak akan berbentuk lagi.

"Gila gebetan lo galak bener." ucap Jali pada Azka.

"Ga papa nanti kalo udah official itu artinya My mine Cilla perhatian sama gue." ucap Azka bangga.

"Bukan perhatian, nanti lo keciduk sama perempuan lain. Bisa di timpuk bukan di marah marahin sama omelan." ucap Muel.

"Bener buanget Mul." ucap Nanda.

MULINKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang