Pukul 04:23 pagi sekarang. Bianca sudah bersiap dengan persiapan persiapan nya. Bianca telah mandi, sholat, dan memakai jaket hoodie berwarna merah marun dan celana tainning. Latihan setiap hari nya dan cukup menguras tenanga, semoga saja membiahkan hasil yang manis.
Bianca berjalan menuju kamar di sebelah nya. Ketika membuka pintu pengelihatan Bianca tertuju pada seorang gadis seumuran dengan nya, siapa lagi kalau bukan
Cloui India tama."Oii." panggil Bianca, sambil menggoyang goyangkan tubuh Cloui.
"Kenapa?" dengan suara serak ciri khas orang bangun tidur.
"Oi kan mau bantuin Ia." ucap Bianca. Semalam Bianca meminta bantuan pada Cloui untuk membantu menata rambut Bianca yang tak jauh dari kepang rambut.
Cloui membuka mata nya sebelah sedikit, lalu kembali tidur. "Oi ayo, nanti Ia pergi nya pagi pagi banget."
Tangan Cloui malah menarik selimut hingga batas leher nya. "Ia duluan ke bawah, makan dulu siap siap. Nanti Oi nyusul." masih menutup mata nya.
"Oke jangan lama." ucap Bianca meninggalkan kamar Cloui, dan segera ke dapur yang berada di lantai satu rumah nya.
Bianca mengernyitkan dahi nya, karena lampu dapur telah menyala begitu pula ruangan lain nya. Siapa yang melakukan nya? Tak mungkin kan hantu ? Masa iya? Cloui? Dia kan masih di kamar.
Dan terdengar suara ketukan ketukan yang di hasil kan alat alat masak. Tingakat penasaran Bianca menaiki level teratas, dan benar saja ada orang di sana yang Bianca kenal, sangat kenal bahkan.
"Uwa." panggil Bianca.
Sontak seorang wanita paruh baya tersebut membalikkan tubuh nya. "Ehh neng, udah bangun."
Bianca menganggukan kepala nya. "Uwa pulang kapan?"
"Tadi tengah malem neng." ucap Uwa.
Bianca mengangkat kedua alis nya. "Terus kenapa Uwa di sini? Udah mending Uwa sekarang istirahat aja. Pasti pegel pegel."
"Tapi neg-"
"Uwa jarak dari rumah Uwa di sana sampe Jakarta lumayan jauh. Jadi Uwa istirahat aja ya." ucap Bianca.
Uwa tak bisa mengelak lagi dan menerima nya. "Yaudah kalau gitu. Neng makan nya Uwa bikin nasi goreng."
"Iya wa." ucap Bianca.
Uwa berjalan tapi langkah nya langsubg terhenti. "Kenapa wa ?" tanya Bianca.
Uwa tersenyum lembut, peremouan yang di hadapan nya itu telah tumbuh menjadi gadis yang cantik. Sekelebet kejadian di mana Uwa masih menggendong tubuh mungil Bianca. "Eneng semangat ya. Uwa yakin eneng bakal menang tanding." ucap Uwa.
Bianca pun tersenyum tulus. "Makasih ya wa."
"Iya neng, kalau gitu uwa duluan ya." ucap Uwa dan berlalu pergi.
Senyuman Bianca masih merekah di wajah nya. Tangan nga meraih piring dan menyendokkan nasi goreng ke piring nya.
Cloui menuruni tangga dengan tangan yang membawa sisir serta ikat rambut. Rambut nya di cepol asal, dan piama yang di kenakan. "Sini duduk." ucap Cloui menarik kursi di meja makan.
"Udah ketemu sama Uwa?" tanya Cloui, tangan nya sibuk menyisir rambut Bianca.
"Udah ini nasi goreng nya buatan Uwa " ucap Bianca, sambil menyendokan nasi goreng ke mulut nya.
"Tapi kok uwa bisa masuk?" tanya Bianca.
"Oi kan bangun terus buka pintu nya, padahal kamar Ia yang lebih deket, sama pintu." ucap Cloui mengepang rambut Bianca.
KAMU SEDANG MEMBACA
MULINKA [END]
Dla nastolatkówMuel Albachtera Luth seorang remaja lelaki yang bersekolah di SMA Dirgantara. Diri nya cukup populer karena karena termasuk dalam jajaran lelaki tertampan di sekolah, tak hanya itu status nya menjadi ketua geng motor yang bernama RELANGGA menambah k...