*7

16.8K 830 13
                                    

Raut wajah anak anak Galvator sudah masam, karena musuh bebuyutan tak  kunjung datang.

"Bos beneran ini?" ujar Boy, tak sabar.

"Iya, sebentar lagi." ucap Rezar.

Jalar datang dan menempatkan diri nya di samping Rezar, "Dua ciwi yang di belakang mau di apa in?"

"G tau." ucap Rezar dingin.

"Ngapain?" Boy tak menyangka.

Jalar menoyor kepala Rezar. "Gabut lo jangan segitu nya boy."

"Paan lo?!" ujar Boy merasa tersindir.

"Iya iya maaf." Jalar langsung bungkam.

Jalar melihat ke arah Jono. "Kenapa lo jon dari tadi diem bae?"

"Cangkeul ngomong." (pegel ngomong) ucap Jono memandang lurus ke depan.

"Sok sok an lo." ucap Jalar terkekeh.

Jono mengusap wajah nya kasar. "Lama ajig."

"Sabar lagi otw." ucap Rezar.

"Tau dari mana lo?"

Rezar menghiraukan perkataan Boy,

"Satu.."

"Dua.."

"Tiga.."

Dalam hitungan ketiga yang di ucap kan oleh Rezar, bertepatan dengan segerombolan lelaki yang menghampiri mereka semua. Siapa lagi kalo bukan anak anak dari Relangga.

Rezar di ikuti dengan antek antek nya turun dari motor dan menghadap semua anggota Relangga.

Saat ini Rezar dan Muel saling berhadapan dengan tatapan yang tajam, seperti ingin menerkam saru sama lain.

"Maksud lo apa?" ucap Muel penuh ancaman.

"Gue gak punya maksud apa apa." ucap Rezar santai.

"Cih, terus kenapa lo sama anggota lo itu ke sekolah gue?"

"Gue cuman butuh hiburan aja."

"Pergi dari sini lo semua !"

Rezar tersenyum miring "Oke oke tapi, boleh gak gue bawa mereka?"

Rezar menunjuk Bianca dan Mischa di belakang. Hal tersebut membuat anggota Relangga terkejut, bagaimana bisa Mischa dan Bianca berada di sana?

Muel mengepalkan tangan geram.
"Lepasin mereka. Urusan lo sama gue jangan bawa orang lain."

"Lagian lo gak ada kapok kapok nya ya, sadar dong." ucap Azka tiba tiba.

Boy melihat ke arah Azka. "Maksud lo kita lemah huh ?!"

"Perasaan gue gak bilang gitu, bagus deh kalo lo nyadar." ucap Azka yang sengaja menekan semua perkataan nya.

"BANGSAT!!"

Kata yang di teriaki oleh Rezar tadi, seperti aba aba penyerangan. Dan sekarang kedua geng tersebut saling beradu.

Tak butuh waktu lama anggota Galvator banyak yang telah terkapar di tanah. Begitu pula Rezar yang telah tak berdaya menerima pukulan dari Muel.

Muel menarik kerah Rezar dengan kedua tangan nya, sehingga Rezar terangkat berdiri.

"Lo lebih baik pergi dari sini, gue masih bisa ngontrol diri gue. Kalo gak, gue gak terkendali ngerti lo."

Rezar mendorong tubuh Muel, yang langsung terdorong kebelakang. "Liat aja nanti lo."

"CABUT."

MULINKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang