Saat ini menunjuk kan pukul 7 malam, di balkon rumah seorang gadis sedang duduk di ayunan menatap lampu lampu geduang atau pun rumah yang tersebar bak bintang bintang.
Di temani dengan secangkir teh hangat dan juga ponsel yang saat ini di pantengi nya, kedua lengan bergerak lincah di layar.
Bianca sedang memainkan aplikasi instagram nya, walau followers yang tak seberapa ini dapat memberi sedikit hiburan. Di beranda Instagram nya Bianca meng klik foto lelaki tampan. Tidak ada angin atau pun hijan jari jempol Bianca meng skroll terus hingga, hingga terhenti pada foto lelaki yang sangat ia kenal.
Lelaki tersebut sangat tampan dengan kacamata hitam yang bertengger manis du hidung nya yang mancung, kemeja berwarna putih, celana hitam selutut, rambut yang di biarkan berantakan karena di terpa angin, dengan back round pantai. Senyum manis Bianca menghiasi wajah cantik nya itu. Kejadian tadi bersama Muel yang akan menuju arah pulang rumah Bianca membuat nya bahagia. Di tambah lagi saat ini lelaki tersebut ada di layar ponsel nya, walau dalam sebuat postingan.
Cklekk
Pintu kamar Bianca terbuka dan telihat gadis seumuran dengan nya, lebih tua dari Bianca walau terpaut hanya beberpa bulan. Langkah nya mendekati Bianca dengan kursi kecil yang di simpan di samping Bianca.
Cloui terlihat kesal, tak tau akan hal apa. Tapi apabila Cloui ada sesuatu yang menjanggal di hati nya maka akan cerita sama Bianca, begitu sebalik nya. Emang mau cerita sama siapa lagi orang serumah sama ngerti satu sama lain.
Bianca yang merasakan nya pun, meletakkan ponsel nya di atas meja kecil dan meminum teh nya itu, setelah nya di simpan kembali dan akan mendengar sesuatu yang akan di bicarakan oleh Cloui.
"Oi kenapa ?" tanya Bianca.
Tidak ada apa pun hal yang mendorong seorang Cloui, yang tiba tiba menggenggam kedua tangan Bianca, dengan ekspresi 'memelas'.
"Ia mau bantuin Oi kan?" tanya Cloui.
Mulut Bianca balem hingga tak terlihat bibir ke di permukaan wajah nya. "Orang nanya malah balik nanya, kenapa dulu?"
"Ia mau bantuin kan? Plise." Cloui memelas, sambil mengedip ngedipkan kedua mata nya.
"Oke oke, kenapa?" Bianca menghembuskan nafas nya pelan.
"Oi kan tadi ke mall, terus mampir ke toko tas. Waktu keliling keliling Oi langsung tertarik sama tas beruang warna putih, terus pas mau ambil asa tangan lain yang megang juga." Cloui memberi penjelasan.
Bianca mengernyitkan dahi nya. "Terus ?"
"Kita sempet rebutan tuh, karena kita sama sama kekeh, jadi jalan keluarnya balapan di Sirkuit yang biasa." ucap Cloui.
"Emang gak ada tas yang sama gitu?" tanya Bianca.
"Ihh najis banget harus samaan sama tu Sireum." delik Cloui.
"Sireum?!" Bianca merasa familliar dengan satu kata itu.
Cloui tiba tiba mengingat sesuatu. "Iya nanti gue duel sama si Sireum Siren, setelah sekian lama tuh Sireum datang tiba tiba pas udah lama ngilang gak tau kemana." Sireum=semut.
"Ternyata Siren se Sekolah sama Ia, kata nya Siren baru dateng abis pertukaran pelajar di luar negri." ucap Bianca.
Cloui menatap Bianca sayu. "Tapi lo gak papa kan?"
Bianca hanya mengangguk dan melempar senyuman pada Cloui. "Ia harus lupain dia, dia fake friend. Ia kalau di gangguin sama dia langsung bilang sama Oi insyaallah gak papa. Tapi kalau Oi dapet info dari orang lain Ia tau kan apa yang bakal terjadi ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MULINKA [END]
Teen FictionMuel Albachtera Luth seorang remaja lelaki yang bersekolah di SMA Dirgantara. Diri nya cukup populer karena karena termasuk dalam jajaran lelaki tertampan di sekolah, tak hanya itu status nya menjadi ketua geng motor yang bernama RELANGGA menambah k...