Akhir

5.3K 165 93
                                    

Jika ada awal, maka part ini pasangannya.

_____

Mata Elang Muel menghunus tajam melihat objek di depannya, ketiga di antara mereka terpaksa harus di ikat agar tidak berani beraninya untuk berontak, barang berteriak sekali pun.

Hanya terdapat penerangan dari lampu dengan kualitas rendah, dengan pencahayaan remang remang. Tapi itu bukan suatu hal yang membuat Muel melepaskan tatapan tajamnya dengan percuma saja.

Di temani keenam kawannya alias Jantung Relangga, sehingga di ruangan tersebut terdapat sepuluh manusia.

Masih tidak ada yang membuka suara, selain suara alam misalnya angin yang berhembus. Keberadaan Empat Serangkai K-IX sekarang ini sedang menenangkan pikiran mereka dan mengistirahatkan tubuh yang lelah, mereka berempat bilang bahwa akan menyusul jika urusannya sudah selesai.

"El." Ucap Ajeng.

Muel tidak menggubris sedikit pun panggilan dari Ajeng, tapi telinganya mendengar lalu menunggu apa yang akan gadis di depannya ini perbuat.

"Aku tau ini semua salah, tapi aku ikutin arus aja." Ucap Ajeng penuh percaya diri seakan perkataannya itu terdengar dapat di percaya.

"Ini semua salah Ryan, aku di pengaruhin dia." Ucap Ajeng.

"Juga salah Caramel, sama Siren."

"Bisa bisanya Lo salahin orang lain! Rajin ngaca makannya." Ucap Nandan merasa tak terima karena Caramel di bawa bawa.

"Lo diem." Muel mengangkat telunjuknya di depan Ajeng, agar gadis itu terdiam.

Matanya terarah menatap sosok Caramel, yang sedang menundukkan kepala seperti merasa menyesal atas perbuatan yang telah di lakukannya. Dari segala perbuatan pasti ada alasan di baliknya, semua tak menyangka tapi memang seperti ini yang terjadi.

Keduanya, Muel dan Caramel duduk di atas kursi berhadapan. "Sebut alasan Lo." Tanpa memperjelas pertanyaannya, Caramel pasti sudah tau apa yang Muel maksud.

"Tanpa paksaan siapa pun." Suara Caramel mengecil.

"Yang sebenarnya." Tekan Muel pada setiap kata.

Masih tak mendapat jawaban dari mulut Caramel, Muel merotasikan kedua bola matanya, salah satu tangannya menarik tengkuk leher Caramel.

"EL!" Nandan di pegang oleh Azka dan Dira.

"Diem Dan." Samudera mengerti, rasa cinta yang teramat besar Nandan pada Caramel pasti dirinya tak terima melihat kekasihnya di perlakukan seperti itu oleh orang lain.

Mau bagaimana lagi, bisa di bilang kasar adalah nama lain dari Relangga.

Jadi, tak pandang bulu. Mau itu perempuan ataupun laki-laki kalau sang pelaku yang telah mengusik ketenangan Relangga, tak menurut, tak segan segan baik Jantung Relangga atau anggota nya yang lain di perbolehkan berbuat kasar. Bagaimana pun caranya supaya si pelaku membuka mulut, dan menjawab setiap pertanyaan.

"Gue terdesak keadaan." Suara Caramel tercekat, sudah lama dirinya menangis membuat suara nya serak.

"Jelaskan." Rekan Muel, membuat Caramel tersudutkan dengan aura intimidasi dari Muel.

MULINKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang