Setelah Bianca memperkenalkan diri, pandangan kagum, iri, dan lain nya terdapat di kelas 11 IPA 1.
"Heh!" bentak lelaki yang berdiri dari kursi nya.
"Rangga, duduk lagi." ucap pak Didi.
Lelaki tersebut menghiraukan perkataan dari Pak Didi tadi " gue kasih tau ya ke kalian semua jangan pernah liat muka nya, " ucap Rangga.
"Apa-apaan kamu Rangga ?!" Pak Didi mulai kesal.
Sedangkan Bianca, sedari tadi ia menundukkan kepal nya. Sambil memainkan jari jari tangan, takut takut dirinya tak di terima di kelas 11 IPA 1 ini.
"Gue itu kasian sama kalian kalau kita semua, liat muka nya di jamin diabetes saking manis nya senyuman eneng." Rangga tersenyum sambil menaik turunkan kedua alis nya.
Seketika itu juga suasana menjadi riang.
"Ehhh."
"Sa ae buyung upik."
"Gj."
Di depan kelas Bianca ikut tersenyum dengan yang lain nya. Bibir yang tipis merah alami, lesung pipit di sebelah kiri pipi, mata yang melengkung seperti bulan sabit, serta rambut berwarna hitam lebat yang di ikat sebelah kiri sebagai penambah pemanis dan juga supaya terlihat rapi.
"Bisa aja kamu, Bianca silahkan kamu duduk dengan Mischa di sini." Menunjuk bangku paling depan berhadapan dengan bangku guru.
"Makasih pak." masih tersenyum lebar.
"Aduh-aduh!" Pak Didi, memegang dada sebelah kanan nya.
"Pak pak kunaon? Ehh kenapa ?" ucap Bianca yang panik setengah mati, logat sunda Bianca terdengar di tengah perkataan nya.
"Kamu jangan suka senyum gitu nanti saya juga diabetes, siapa yang ngajar." cengir Pak Didi.
"Bapak bisa aja, dasar anak muda." kata Putra
"Hahaha."
"Suka nyalahin aja, faktor U pak, faktor U." ucap Rangga lagi.
"Inget ada yang nunggu di rumah pak."
"Sudah-sudah silahkan Bianca duduk dengan Mischa, Mischa angkat tangan mu." Kata Pak Didi.
Perempuan yang bernama Mischa itu mengangkat tangan nya.
"Kalian keluarkan kertas selembar, hari ini kita akan ulangan." Mendudukkan pantatnya di kursi menghadap para murid.
Reaksi murid-murid di kelas tentu nya kaget dan tak mempercayai nya. Memang bukan hal baru mendengar ulangan 'mendadak'.
"Asli pak?" Caramel, nama yang tertera pada baju seragam nya.
"Hooh." Pak Didi menganggukkan kepala nya.
Bianca memberanikan diri dan mengangkat tangan nya, serta tampang wajah yang polos.
"Pak, aku kan baru di sekolah." memiringkan kepala.
"Oke ,hari ini belajar dulu. Pada di pertemuan selanjut nya kita akan ulangan. Buka buku kalian."
Semua murid terkejut dengan apa yang terjadi, mereka berfikir apa yang di lakukan Bianca? Baru pertama kali nya Pak Didi sang guru IPA membatalkan ulangan. Ada yang membujuk pun pasti di pinta membaca materi dan mulai ulangan, Ini fenomena yang sangat langka bin ajaib, fikir mereka.
_____
Kring Kring
Bel istirahat yang dapat membuat kantuk menjadi segar, lemas menjadi semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
MULINKA [END]
Dla nastolatkówMuel Albachtera Luth seorang remaja lelaki yang bersekolah di SMA Dirgantara. Diri nya cukup populer karena karena termasuk dalam jajaran lelaki tertampan di sekolah, tak hanya itu status nya menjadi ketua geng motor yang bernama RELANGGA menambah k...