*27

7K 383 57
                                    

Pagi buta ini, Muel mengendarai motor sport nya ke rumah. Hanya sekedar membersihkan diri dan bersiap menuju sekolah.

Setelah memarkirkan motor merah milik nya. Muel memasuki rumah nya yang bisa di bilang seperti masion itu. Untung saja Bi Sweat sudah membuka kunci pintu nya, karena memang hari telah pagi.

Langkah kaki Muel membawa nya ke kamar tidur. Merebahkan sebentar tubuh nya. Bermalam di kantor walau pun masing tetap tidur di atas kasur yang empuk, tetap saja Muel membutuhkan waktu lebih untuk ber istirahat.

Setelah siap untuk berangkat sekolah, Muel menyempatkan diri untuk melihat penampilan nya di kaca, dan tangan nya terulur meraba memar yang terdapat pada pipi nya, lalu menyugarkan rambut ke belakang. Tak lupa parfume yang selalu melekat di pakaian nya.

Di rasa sudah Siap, Muel menuruni tangga rumah nya. Sesampai nya di dapur, Muel melihat ibu nya sedang memasak di bantu oleh Bi Sweat, ayah nya sedang membaca koran dengan kacamata yang bertengger manis di hidung nya, lalu kakak nya sedang mengamati kertas kertas di tangan nya entah sedang membaca apa.

Muel meneguk minum nya, di lihat Bi Sweat sedang berjalan ke arah nya dengan membawa map berwarna merah. "Den Mul kemarin ada yang ngirim ini, kata yang ngirim nya dari pak Kanu."

"Ouh makasih bi." ucap Muel.

Bi Sweat menarik salah satu kursi di meja makan, yang di berikan untuk Muel. Kebiasaan Muel selain berkumpul dengan Relangga, kebiasaan aneh nya. Selalu ingin langsung duduk tanpa harus berusaha, dan Bi Sweat yang akan selalu setia menarik kursi untuk pangeran nya itu dengan senang hati. Walau hanya sebatas pembantu dan anak majikan nya, Muel tak memandang hal tersebut yang di butuhkan nya hanyalah pengertian.

Muel membuka map nya, dan tersenyum kecil ini adalah perkembangan perusahaan nya di bidang pertambangan itu, di samping kesibukan sekolah nya Muel bekerja memimpin perusahaan kakek nya, bayangkan saja betapa lelah nya.

Makanan telah di hidangkan di atas meja. "Muel mau makan apa?" tanya Zahra.

Bi Sweat mendekatkan diri nya ke samping Zahra, dan membisikkan sesuatu. Dengan telaten tangan Zahra menyiapkan nasi goreng ke piring, lalu di berikan pada Muel. "Di makan ya."

Muel menganggukan kepala nya, tanpa mengalihkan pengelihatan nya pada kertas kertas, seakan kertas kertas itu yang lebih menarik dari pada nasi goreng di hadapan nya.

"Den ini Susu nya, ini air mineral nya." ucap Bi Sweat.

"Makasih Bi." ucap Muel tersenyum tipis pada Bi Sweat, respond yang di berikan oleh Bi Sweat menganggukkan kepala nya.

Sementara itu Zahra, menatap nanar anak bungsu nya itu. Sebegitu besarnya kesalahan yang di buat oleh nya sehingga Muel berusaha menjauhi nya.

"Mending kita makan sekarang, pah yu, ma, el." ucap Kiki.

Keempat nya meraih sendok dan akan segera memakan nya, tapi tidak dengan Muel, ia mengangkat tangan nya untuk berdoa, kedua orang tua nya serta kakak nya hanya dapat terdiam karna nya. Setelah mengusap kan tangan pada wajah nya. Muel beranjak. Dan ketika kembali Muel sedang menggandeng Bi Sweat dan meminta nya untuk duduk di samping nya.

"Mending bibi di belakang aja sama Roger. Makan nya." ucap Bi Sweat.

"Udah di sini aja temenin, pak Roger lagi bersih in mobil kan. Udah Bi Sweat di sini aja." ucap Muel.

Diandra masih memperhatikan pergerakan dari Muel dan juga Bi Sweat, ketika Bi Sweat akan membalikkan piring. Langsung terdiam dan menundukkan kepala nya.

"Semenjak papih sama mamih kamu tidak tinggal bersama kamu. Kamu selalu makan bersama mereka?" tanya Diandra.

Muel tahu betul maksud dari perkataan papah nya itu apa. Selera makan Muel langsung hilang seketika, dengan kasar Muel menyimpan sendok di piring dan terdengar dentingan sendok dan piring yang beradu.

MULINKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang