*41

3.9K 239 83
                                    

Bisa di bilang saat ini, keadaan Muel dengan keluarganya mulai akan membaik. Muel berfikir tidak akan selamanya seperti ini dalam suasana perseteruan.

Selepas kemarin pulang dari markas Relangga Muel langsung melangkah ke kamarnya dan tertidur. Dengan pakaian rapi tapi tak mengurangi dari ke bad an nya, Muel berjalan ke meja makan yang di hadiahi oleh tatapan terkejut dan juga syukur karena Muel akan bergabung sarapan pagi ini. Mungkin pertama kalinya pagi ini adalah pagi yang sangat spesial.

Kedua orang tua Muel dan juga Kiki terdiam, sedangkan Muel tertunduk memainkan ponselnya.

"Ahh udah, ehmm El mau makan apa sayang?" Tanya Zahra mencairkan suasana.

"Yang ada." Ucap Muel singkat.

Dengan telaten dan sigap Zahra menuangkan nasi goreng ke piring lalu mendirikan nya pada Muel. "Makan yang banyak ya sayang."

Muel tak menjawabnya dan hanya fokus pada sarapan kali ini. "Gimana sekolah kamu El." Tanya Diandra ayah Muel.

"B aja." Jawabnya lagi.

"Ouh iya El, perusahaan yang kamu kasih itu ternyata baru sebagian, yang lainnya di mana ?" Tanya Kiki mulai angkat bicara.

Mungkin perkataan tersebut adalah hal yang sensitif bagi Muel alhasil Diandra dan juga Zahra menggunakan kode Kiki supaya diam.

"Maruk banget pengen semua, bersyukur." Ucap Muel enteng.

Sontak ketiga nya melotot melihatnya. Mereka fikir Muel akan marah karena Kiki menanyakan hal tersebut. Suasana kembali seperti semula dengan di temani keheningan sunyi.

Tok tok tok

"Biar Mami aja yang buka." Ucap Zahra beranjak dari tempat duduknya.

"Iya sayang." Ucap Diandra.

Muel hanya diam begitu juga dengan Kiki memilih untuk memainkan telfon genggam nya masing masing.

Tak berselang lama Zahra kembali tapi tidak sendiri sewaktu meninggalkan meja makan, ada seseorang yang mengikuti dari belakang.

"Ehh Ajeng." Suara Diandra.

Sontak kedua putra Zahra mengangkat kepala nya melihat seseorang yang di panggil oleh sang ayah.

"Hallo Om, kak, El." Ucapnya setelah menyalami tangan Diandra.

"Ayo sayang ikut gabung sarapan, kamu belum sarapan?" Tanya Zahra.

"Kebetulan belum Tante." Ucap Ajeng.

"Ya sudah mari gabung." Ujar Diandra mempersilahkan.

Dengan gerak cepat Ajeng mengambil duduk di samping Muel. "Apaansi Anjing." Batin Muel.

"El aku bareng kamu ya ke sekolah." Ucap Ajeng polos, mengambil piring yang berisi nasi goreng yang di beri Zahra.

"Engga, makasih." Ucap Muel datar.

"Aku ke sini di anter sama supir, supirnya dah pulang." Ucap Ajeng lagi.

"Gak peduli." Ucap Muel sesudah memasukan suapan terakhir.

"Ell sekalian aja, kasian Ajeng." Ucap Zahra lembut.

"Iya El-"

"Tutup mulut Lo. Brisik pagi pagi udah nge bacot." Ucap Muel lugas.

Seakan se hati Zahra, Diandra, dan Kiki memilih untuk diam karena mereka tidak ingin merusak moment yang langka ini. Di mana Muel bergabung dan menjadi keluarga utuh kembali.

"Oh iya Tante." Ucap Ajeng tiba tiba.

"Kenapa Jeng?" Tanya Zahra lembut, sambil memakan sarapannya.

MULINKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang