"Kalian??"
Pandangan Bianca masih terpaku ke empat remaja lelaki yang berada di hadapan nya. Siapa lagi kalo bukan Zaya, Milo, Fino, Marvel. Bianca bingung kenapa mereka bisa berada di sini, bukan nya di Bandung. Dan ada sesuatu yang mengganjal di hati nya ketika melihat seorang Zaya.
"Aduh kaki gue pegel." ucap Fino.
"Matahari nya panas banget lagi. Bisa bisa sun blok gue kewalahan." ucap Milo.
Mereka berdua bermaksud untuk menyadarkan Bianca yang masih terpaku, hingga akhir nya tersadar dari keterpakuan nya itu.
"Kalian kok bisa ada di sini ?" tanya Bianca melihat satu satu di antara mereka secara bergantian.
"Kita jelasin nya pas di dalem aja." ucap Marvel.
"Ouh oke."
Fino sedikit mencium aroma masakan. "Bi lagi masak?"
Bianca langsung tersadar dan terbirit birit menuju dapur. "MASUK AJA, JANGAN LUPA TUTUP PINTU NYA LAGI."
Barang bawaan mereka seperti tas di simpan di sofa ruang tv, dan duduk di kursi, meletakkan tangan nya di meja makan.
"Untung masak lumayan banyak." batin Bianca.
Fino, dan Marvel fokus pada ponsel nya sedang kan Milo masih berkutat pada benda benda kecantikan nya. Dan Zaya terus memperhatikan Bianca yang lihai memasak.
"Bi gak seneng kita ke sini?" tanya Zaya tiba tiba, yang mengundang pandangan yang terarah pada Zaya dan berganti pada Bianca.
Bianca terhenti pada aktifitas nya memotong daun bawang. Dan melihat ke arah belakang. "Seneng, pake banget malah. Apalagi kalian tiba tiba datang nya jadi kaya kejutan hehe."
Di mata mereka senyuman Bianca masih sama manis kalau dirasa. Dan melanjutkan masak nya.
"Emang harus banget gitu, jungkir balik sambil triak triak. Cuman gara gara para cucunguk dateng." terdengar suara tersebut dari arah tangga.
Cloui duduk berhadapan dengan Milo. "Lo lagi ngapain sih?" tangan nya terulur pada salah satu benda kecantikan Milo.
Tapi dengan buru buru Milo, menjauhkan barang barang nya dari jangkauan Cloui. "Sombong bener, kau ni."
"Bukan nya uka sombong, tapi terakhir kali lo mengang benda benda gue pasti udah gak berguna lagi tu benda gue." ucap Milo dengan logat lo-gue.
Bianca menghidangkan makanan yang di masak nya di meja makan, setelah nya Bianca duduk di samping Cloui.
Tanpa banyak berbicara lagi mereka menyambar piring dan mengambil nasi serta lauk pauk nya.
Di tengah makan Marvel melihat ke ara Cloui tepat nya pada mata. "Lo abi di tonjok sama orang, dua mata lo bengkak."
Semua pandangan tertuju pada Cloui. Melihat mata nya yang bengkak bak di bogem oleh orang. "Sapa orang nya? Biar hajar tu orang sama gue." ucap Fino.
"Gue masih seperti biasa." ucap Cloui santai sambil memasukkan makan nya pada rongga mulut.
"Dasar masih sad girl aja lo." ucap Milo.
Mereka sudah tau kebiasaan Cloui ketika menjadi sad girl, karena seorang lelaki yang tak jelas itu.
"Asal lo pada tau ya, melupakan itu sulit." ucap Cloui.
"Bucinnn." ucap Zaya.
Sedari tadi Bianca fokus pada makanan nya dan tak mengeluarkan suara. "Bi lo kenapa?" tanya Zaya tiba tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
MULINKA [END]
Teen FictionMuel Albachtera Luth seorang remaja lelaki yang bersekolah di SMA Dirgantara. Diri nya cukup populer karena karena termasuk dalam jajaran lelaki tertampan di sekolah, tak hanya itu status nya menjadi ketua geng motor yang bernama RELANGGA menambah k...