*19

9.6K 506 4
                                    

Jari jempol dan telunjuk Caramel di capit kan pada pipi gemoy Emil yang saat ini sedang duduk di seberang barisan bangku mereka.

"Gemoyyy ihhh suka." Dengan refleks Caramel mencubit nya dengan kerasa hingga, menimbulkan tanda merah di pipi Emil.

"Cara sakit!!."

Caramel haya dapat terkekeh dengan ekspresi yang di tampilkan oleh Emil. "Ya maaf, lo punya adik kagak ?"

"Punya." jutek.

Tangan telunjuk Caramel menoel pipi Emil. "Jangan jutek jutek ih wkwk."

"Laki perempuan?"

"Perempuan."

"Masih kecil?"

"Iya."

"Umur nya berapa ?"

"5 tahun."

"Kok lo jadi introgasi tentang adik kecil gue?" tanya Caramel.

"Yang pasti nya adik lo lebih gemoy dari pada lo. Bener gak ?" alis nya di naik turunkan.

Emil menghentakan kaki nya. "Serah lo."

"MIL SKUY KANTIN MUMPUNG JAMKOS."

Emil mengarah pada sumber suara yang berasal dari luar pintu kelas. "Skuyy."

"Jangan lama lama nak." ucap Caramel pada Emil.

"BACOT."

Bianca sedang terdiam. Kemarin malam buket bunga itu di berikan pada Cloui, yang tak tau kenapa Bianca ragu.

Flash back on

Malam hari nya Bianca memutuskan untuk memberikan buket bunga ini, pada Cloui. Diri nya sempat meminta usulan dari Zaya dan yang lain nya ketika berkumpul di Cafe.

Di pandangi nya pintu berwarna putih dengan tulisan 'Cloui Indiatama Canss.' Di tarik nafas dalam lalu menghembuskan nya.

Tok tok tok!

"MASUK AJA." teriakan dari dalam ruangan sana.

Langsung di buka pintu itu. Yang menampilkan Cloui yang fokus ponsel nya dengan ear phone yang menutupi kedua belah telinga nya.

Bianca langsung duduk di sebelah Cloui, untuk mengadarkan nya Bianca menepuk bahu Cloui.

"Oi." panggil Bianca.

Cloui melihat ke arah Bianca lalu pada buket bunga secara bergantian, dengan mimik muka 'keheranan'. Di lepaskan nya ear phone dan meletakan kedua benda itu di atas nakas.

MULINKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang