3

2.1K 132 43
                                    

"Lah anjrot saha etaa???" Jali memekik, karena kecepatan yang di lihatnya tadi tak main main.

"Cewe bersuhu." Azka mengibas ngibaskan tangan.

Di lihat dari motor sport itu seperti tidak asing pada ingatan Muel, pernah di lihatnya tapi di mana?? ada yang tau?

"WOE WOE WOEEE, MEREKA MAU NYAMPE!!!!"

"OIIII MISCHA, MISCHA, MISCHAA" Jali kembali heboh setelah tadi terdiam.

"RELANGGAAA, OOOOI MISCHAAA."

Para pendukung menyahutkan para jagoan mereka berharap nama yang di ucapkan ataupun di teriakan keluar menjadi sang pemenang, lumayan kan 95jeti bukan jumlah uang yang sedikit.

Dari tempat mereka berdiri sudah terlihat para pembalap semakin mendekat, juga pasti di sana saling susul menyusul tak menerima yang namanya kekalahan.

Semakin dekat pembalap pembalap itu semakin sengit, kecepatan menyaingi angin sangat cepat dan tak terlihat.

Dan sedikit lagi yang mereka tunggu tunggu.

Bruuum Bruum brum brumm

Geeeeeng

Brummm brmm

"WOOOOOI ITU MISCHA, ITU MISCHA MENAAAANG!!!!" teriak Jali sangat antusias dengan kemenangan yang Mischa capai.

"ITU MISCHA SAM, ITU MISCHAA." Jali menggoyang goyangkan pundak Samudera sebagai pelampiasan rasa yang meledak ledak ini.

"Iyaa iyaa, santai bangsat santaai." Samudera menyentak kan tangan Jali di pundaknya. "Gue terharuu, Mischa udah gede ternyata." ucap Jali menangis di buat buat.

"Lah kek bapak nya aja lo." ucap Nandan.

"Ya gue terharu, soalnya ahg sudahlah tak bisa di ungkapkan dengan kata kata." ucap Jali mendramatisir.

Mischa memarkirkan motor di area anak anak Relangga, tak mungkin kan di area lawan lawannya bisa di sikat ae pasti. Tangannya terulur bertos kepalan tangan ria, setiap ada event balapan liar bagian cewe pasti Mischa yang maju untuk mewakili Relangga, walau Mischa bukan anggota Relangga tapi skil dalam balapan tidak di ragukan lagi, dan lagipula Relangga tidak membuka untuk anggota perempuan.

"Lo hebat banget anjrot." Jali mengusap rambut Mischa gemas.

"Dieem heh anjir, pusing pala guee." Mischa melayangkan protesannya.

"Udah anjir kasian." Azka menahan tangan Jali agar tidak mengusak rambut Mischa lagi.

"Bangga banget guee, besok gue kasih es krim lah yak." ucap Jali. "Cuman buat Mischa seorang, tidak yang lainnya."

"Dasar pilih kasih." gerutu Nandan.

Nathan maju kedepan menghampiri Mischa yang belum juga beranjak dari motornya. "Noh ambil." ucap Nathan pada Mischa.

"Huh? apaa??" tanya Mischa merasa tidak paham.

"Itu B G, bawa duiit." ucap Jali gemas, bisa bisanya Mischa lemot soal uang memang tidak bisa di biarkan bisa bahaya nih.

Mischa mengangguk, turun dari motor. Tangannya menerima amplop cokelat dengan gepokan uang di dalamnya itu sudah pasti. "Gue terima." setelag mengucapkan itu Mischa kembali lagi duduk anteng di atas motornya sambil menonton aktifitas di sekitarnya.

Bruuum brum brmmm

Ctak

Suara deruman motor sport itu tak terdengar lagi, karena sang pemilik sudah mengambil kunci yang menancap pada Motor. Memarkirkan motornya tak jauh dari anak anak Relangga, mengundang perhatian sekitar.

MULINKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang