*38

4.5K 277 140
                                    

Jalanan yang tadinya terasa hening, aman dan damai. Sekarang menjadi ricuh dengan suara suara yang di hasilkan dari motor sport dominan berwarna merah itu. Suaranya yang bersahut sahutan orang orang dapat mengetahui sedang ada kejar kejaran di jalan.

Setelah tadi kejadian di Cafe pelaku yang melemparkan benda yang membuat kaca Cafe pecah adalah anak geng motor juga. Tanpa banyak pertimbangan Muel memberikan perintah untuk mengejar.

Deruman suara motor sudah terhenti tepat di sebuah tempat lapang gelap nan sepi. Tapi tidak sepi lagi karena ada mereka.

Muel turun dari motornya diikuti Jantung Relangga dan lainnya. Begitu pula sang lawan entah dari mana dan siapa. Kedua nya berhadapan Muel menatap sengit lawan di hadapan nya itu.

"Apa maksud lo huh ?!" ucap Muel to the point.

Seseorang di hadapan Muel membuka topi dan membuang masker yang di pakai. Melihat seseorang itu dengan jelas membuat cukup tercengang anak anak Relangga, termasuk Jantung Relangga.

"Apa tadi lo bilang ?" ucap Ryan, dia Ryan ketua dari geng Noir.

Muel mengepalkkan tangannya. Dengan geram Muel menarik baru Ryan menggenggam nya keras. "Apa maksud lo huh?!!" sentak Muel.

"Lo kalau ada masalah sama gue by one. Jangan jadi pengecut kaya tadi!!" ucap Muel.

Satu hentakan Muel melepas tangan yang menggenggam baju musuhnya itu, lagian tak sudi juga. "Gue mau main main sama lo." ucap Ryan.

Muel tak membalas kembali. "Lo liat di belakang gue." suruh Ryan.

Muel melihat ada seorang gadis di belakang dengan kondisi yang bisa di bilang tidak baik baik saja dengan penutup mata serta masker di kenakan. "Buka." suruh Ryan dengan semirk nya.

Sontak Muel membulatkan mata, begitu juga anggota Relangga lainnya. Muel menetralkan ekspresi nya, lalu memasukkan kedua tangan ke saku celana. "Lo tau siapa ?" tanya Ryan.

Muel tak mengubrisnya hanya menatap tajam Ryan. "Bener beber gj ini orang." bisik Samudera pada Jali.

"Gue gak ngerti lagi tu irang maunya apa." ucap Azka.

Nathan maju satu langkah menyamakan posisi nya di sebelah Muel. "Ngapain Ajeng di sini?"

"Lebar bro di jalan sendirian." kekeh Ryan diikuti yang lainnya.

"Bangsat!" umpat Muel, langsung memberi bogeman mentah pada pipi mulus Ryan.

Begitupun yang lainnya terdengar suara pukulan pukulan yang membuat ngilu, pasti hasil dari pukulan dapat membuat luka memar di mana mana.

Sementara itu Muel menerobos dengan melawan, brutal lawan di hadapannya yang menghalangi. Ajeng di jaga oleh dua orang yang mengharuskkan juga Muel melawan mereka. Ryan ?? Jangan tanyakan lagi orang itu sudah entah kemana setelah menerima bogeman pertama dan di lanjut bogeman yang lainnya di berikan.

Muel sedikit terhuyung ke belakang karena ada sebuah tangan yang melingkar di perutnya, terdengar sesenggukan menyertai. Kondisi sudah stabil anak anak Noir sudah pergi.

"Lepas." ucap Muel dingin.

"El aku takut." ucap Ajeng lirih.

"Gak usah lebay." ucap Dira dari belakang. Tidak hanya Dira, tapi Nathan, Nandan, Azka, Jali, Samudera.

"Nih suruh pake." Nathan memberikan tuxedo miliknya.

"Ehmm Nathan bisa sweet juga." ucap Jali.

"Belom waktunya nyet." ucap Samudera, memberi toyoran.

"Sakit bego." ringis Jali.

"Anter pulang." suruh Muel pada salah satu Relangga.

MULINKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang