Flash back on
"Napa si mata Lo julid gitu dari tadi." Ucap Cloui, melihat Zaya menatap tajam pada kelompok Muel.
"Diem Lo, gara gara mereka juga hubungan kita sama Bianca jadi renggang." Ucap Zaya tak kunjung mengalihkan pandangannya.
"Sorry Lo aja kali, gue ma engga ya." Cloui tersenyum seakan memenangkan sebuah ajang.
"Lo engga tau apa apa, makannya engga ngikut." Marvel menumpukan tangannya pada bahu Cloui.
Cloui memukul tangan Marvel, seenaknya aja nyender nyender. "Berat anjir."
"Lebay, berat badan Lo aja lebih gede dari gue." Ucap Marvel lagi.
"Hah?! Sumpah Lo?"
"Sumpah serapah, hahaha." Milo ikut terjun dalam obrolan mereka.
Zaya memijat keningnya, sudah lama menjadi anak baik memang ini efeknya, dalam tanda kutip sudah jarang keluar malam. Lagian di Jakarta pun rasa malasnya menggebu, baru kali ini lagi mereka berhadapan dengan balapan liar kembali.
"Udah, Lo siap siap. Noh yang lain udah pada turun." tapi sebelum itu, Zaya yang teringat sesuatu membalikan badan melihat Cloui.
"Lo bisa mastiin kalau Bianca engga bakal ikut balapan sekarang?" ucap Zaya dengan serius, sering kecolongan kalau dalam kejadian seperti ini.
"Gue engga tau pasti, tapi tadi sebelum gue berangkat pergi ke sini, Bianca ada di kamar." tangan Cloui menarik kaca helm fullface nya, memarkirkan motor dengan pembalap lain di jalan.
Milo, Marvel, dan Fino mensejajarkan diri mereka dengan Zaya yang tepat di depan para pembalap perempuan. "Zay, Lo ngerasa kalau balapan sekarang ada yang ngatur ?"
"Maksud Lo?" Milo paham pembicaraan Fino, yang pasti nya kalau ada acara acara akan ada pihak yang mengatur bukan?
"Baru pertama kali ini, gue ngerasa janggal sama balapan liar. Berasa liar dari yang terliar." Ulang Fino.
"Kita udah siap dengan resiko yang ada nanti, lagian yang namanya balapan liar jarang ada yang berakhir baik baik aja." Sambung Marvel, Fino seperti baru anak kemarin sore mengenai balapan liar ini.
"Kalau ada kejadian di jalan, Lo harus inget. Cloui engga lemah, buas nya melebihi singa asal Lo tau." Zaya melipat tangan di depan dada, menerima deruman motor keras dari Cloui merasa tak terima dengan apa yang di ucapkan nya, dan jangan salah Cloui orangnya cukup peka dan sensitif dengan, perubahan orang dan dirinya sebagai topik utama, mengetahui dari gerak gerik orang itu pasti menjadi salah satu nya.
Brum Brum bruuumm
Secara bersamaan kepala Milo, Fino, Marvel, dan Zaya. Bergerak ke samping melihat Cloui yang sudah melaju cepat dengan sang kuda besi.
Singkat cerita, Cloui harus menerima kekalahan. Mungkin faktor usia juga yang mempengaruhi jadi biarkan yang masih muda untuk menunjukan taringnya.
Tapi perasaan tidak setua itu. Bisa saja dari mesin motor yang sudah tak lagi memiliki kekuatan. Kenapa jadi saling menyalahkan seperti ini, sudahlah. Memang sudah berlalu ini.
"Sejak kapan Lo jadi lemah gitu?" Yang di maksud oleh Milo nada bicaranya itu hanya sebuah candaan, tetapi ketika sampai di telinga Cloui, sang empu mendengarnya itu adalah sebuah sindiran.
"Bacot banget mulut Lo, gue Giles lama lama." Wajahnya yang masam pertanda Cloui pada kondisi 'senggol bacok' jangan main main.
Marvel merangkul pundak Cloui. "Engga apa apa kalah, asal jangan 'belum juga mulai, udah mati duluan'."
KAMU SEDANG MEMBACA
MULINKA [END]
Teen FictionMuel Albachtera Luth seorang remaja lelaki yang bersekolah di SMA Dirgantara. Diri nya cukup populer karena karena termasuk dalam jajaran lelaki tertampan di sekolah, tak hanya itu status nya menjadi ketua geng motor yang bernama RELANGGA menambah k...