Bianca membuka pintu rumah perlahan, supaya tak merusak pintu dan menimbulkan suara yang bising. Di ruang tv Cloui ada di sana sedang membaca majalas tumben sekali, bersama dengan Vito yang sedang menonton film di tv.
"Dari mana? lama bat, engga bawa apa apa ?" tanya Cloui mengalihkan pandangannya dari majalah pada Bianca.
"Kan tadi udah bilang dari Mini Market depan." jawab Bianca.
"Nongki di Mini Market ?" tanya Vito. "Engga juga." balas Bianca lagi.
Cloui menelisik wajah Bianca yang terlihat muram. "Muka Ia kusut, kenapa ?"
"Iya kusut da benang." Vito angkat bicara tanpa mengalihkan fokusnya pada tv.
"Jep, kunaon Ia ?" (Sut, kenapa Ia?) ucap Cloui.
Bianca menggeleng pelan. "Engga kenapa kenapa Oi, santai aja."
Cloui menajamkan kedua bola matanya. "Gara gara si Muel?"
Sontak Bianca terkejut, kenapa Cloui tiba tiba bersikap seperti ini, aneh. "Engga ada apa apa, Oi tenang aja. Santai kaya di Mesir."
"Gak nyambung."
"Au ah laper, pengen pup." ucap Vito, beranjak dari duduknya hanya meninggalkan tapak...
Cloui menunjuk nunjuk Vito heran begitu pula Bianca. "Nah ciri ciri orang aneh, belum juga di masukin udah mau keluar."
"Bener belum juga makan udah keluar." timpal Bianca.
"Udah udah skip."
Cloui menjadi serius kembali dan menatap Bianca. "Oke Oi percaya, tapi kalau sampai Oi tau Ia kenapa, terus di apa apa in sama si Muel. Jangan harap Ia bisa cegah Oi."
Cloui sudah mewanti wanti Bianca dari sekarang, mendengar hal tersebut Bianca gundah 'apa langkah yang akan di ambil Cloui, kalau semuanya memang terjadi?'
Hanya tuhan yang tau, dan waktu yang menjawab.
Bianca mengangguk, mengerti apa uang di ucapkan Cloui. Salah satu tangan Bianca terangkat mencubit sebelah pipi. "Nah kumat." ucap Cloui.
"Kalau gitu, Ia mau ke kamar ganti baju dulu bye." masih mencubit pipi, lalu pergi menuju kamarnya.
"Sekarang gue butuh petanya Dora buat ambil langkah." gumam Cloui.
"AKU PETA AKU PETA TATATTA."
"Astagfirullah. Ngapain lo?" tanya Cloui pada Peta ehh Vito.
"Lo juga ngapain butuh peta, ya gue cosplay lah." ucap Vito sambil membawa sepiring nasi serta lauk pauk nya.
"Bade emam jang?" (Mau makan jang?) ucap Cloui.
"Muhun." (iya) Vito menjawab singkat karena udah laper.
Sementara itu di kamar Bianca, sudah mengganti bajunya dengan piama dan sekarang sedang duduk di kursi goyangnya.
Kursi goyang.
Bianca mengusap tangan kursi itu, Bianca sendiri kadang tidak ingin mengingat hal hal yang tak menyenangkan, sedangkan kursi goyang ini adalah saksi bisu dari kejadian yang menurut Bianca sangat tak menyenangkan.
Tring tring ting ting ting tring
Mendengar suara itu Bianca sigap mengambil pensel nya. Senyum Bianca terbit walau tipis, itu ada panggilan Vidio Call dari Zaya.
Jempol Bianca manggeser lingkaran hijau itu. Tangan nya terangkat mencari angel yang bagus, sudah terpang pang wajah Zaya di sana.
"Assalamualaikum hallo." ucap Zaya dari seberang sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
MULINKA [END]
Teen FictionMuel Albachtera Luth seorang remaja lelaki yang bersekolah di SMA Dirgantara. Diri nya cukup populer karena karena termasuk dalam jajaran lelaki tertampan di sekolah, tak hanya itu status nya menjadi ketua geng motor yang bernama RELANGGA menambah k...