Mendengar nada suara lembut tersebut sontak Muel mengarahkan pandangan nya pada lengan orang yang memegang bahu nya.
Muel mengenali sosok perempuan tersebut, yap dia adalah Bianca. Sosok yang lebih tepatnya di kenal Muel pada beberapa jam yang lalu.
"Mau?" tawar Bianca.
Kontak mata nya langsung memandang yang lain "terserah." ujar nya, Muel sendiri tidak tau kenapa ucapan itu keluar dari mulut nya.
"Izin ya." Bianca duduk di kursi sebelah Muel dan menyimpan barang belanjaan nya lalu akan mengobati Muel.
Muel merasakan sentuhan tangan Bianca yang ber adu dengan kulit wajah nya, sentuhan yang selama ini diri nya rindukan. Tidak tau datang dari mana tapi Muel merasa nyaman dan berharap waktu berhenti seketika itu juga.
"Ouh aku baru sadar kamu itu yang yang di parkiran sekolah kan?" tanya Bianca mencairkan suasana.
"Iya." ucap Muel.
"Nama siapa?" pandangan nya masih fokus pada luka lebam yang ada di pipi Muel.
"Muel." ujar nya.
"Muel aja?" ujar Bianca.
"Muel Albachtera Luth." ujar Muel.
"Lo?" tanya balik Muel.
Bianca melihat manik manik mata Muel, lalu tersenyum manis. " aku Bianca, Bianca Mojang Neapolita."
Muel menaikkan kedua alis nya. "Neapolita permen?"
Terlihat Bianca yang menghela nafas nya. "Ada yang aneh ?"
"Engga." Muel gelagapan di tempat nya.
Bianca menahan tawa nya "Pertanya an itu udah lebih di tanyain bahkan gak bisa di hitung sama jari. Neapolita itu nama panjang aku, Neapolitan merk eskrim. Alpelebel itu permen." jelas Bianca.
"Oh."
"Ngomong ngomong nama kamu kaya nama pangeran pangeran di eropa." ucap Bianca.
"Nama lo lucu, gue suka." ucap Muel.
Bianca mendongka kan kepala nya.
"Kenapa?"Muel langsung tersadar "eng....engga."
"Izin ya." ujar Bianca.
"Mau apa?" tanya Muel.
"Itu ada keringet kaya nya." menunjuk pelipis Muel.
Muel mengangguk sebagai jawaban nya. "Tapi nanti tangan lo kotor."
"Gak papa kan nanti bisa cuci tangan, buat apa banyak merk sabun coba." ucap Bianca. Tangan nya mengelap pelipis Muel yang seperti campuran keringat, tanah dan juga bercak darah.
"Kamu main masih main tanah? Sampe ke muka muka." omel Bianca.
"Ini juga di leher.""Hmm." deham Muel.
Setelah mengobati Muel, Bianca memandang ke arah depan.
"Ini bukan hak aku, tapi aku mau bilang kalo berantem terus nanti muka kamu yang udah sempurna ini jadi sedikit ada yang kurang." ujar Bianca.
"Hmm."
Bianca melihat ke arah Muel lagi.
"Kamu mau di pijetin gak?""Lo modus?" celetuk Muel.
Oke sabar ada batas nya dan sekarang ini sabar nya mulai menipis. Lalu mengusap dada perlahan.
"Orang mau berbuat baik juga, pasti kalo udah berantem suka pegel pegel." ucap Bianca.
KAMU SEDANG MEMBACA
MULINKA [END]
Подростковая литератураMuel Albachtera Luth seorang remaja lelaki yang bersekolah di SMA Dirgantara. Diri nya cukup populer karena karena termasuk dalam jajaran lelaki tertampan di sekolah, tak hanya itu status nya menjadi ketua geng motor yang bernama RELANGGA menambah k...