*14

11.4K 578 10
                                    

Sedari tadi kaki itu mondar mandir kesana kemari. Kedua lengan yang menggenggam erat ponsel yang terus mencoba menelfon seseorang. Serta air muka yang merasa gelisa dan khawatir.

tadi sore pulang sekolah hingga saat malam hari ini, Bianca melakukan nya. Ia cemas karena Cloui belum juga pulang, dan fikiran aneh bermunculan yang langsung di tepis oleh Bianca.

Bianca mencoba untuk menelfon nomor Cloui, tapi  nomor nya tak aktif. "Oiii kamu kemana?" kecemasan tersebut di tambah dengan hujan yang deras di luar.

Diri itu menempelkan pantatnya di sofa ruang tamu, karena dekat dengan pintu masuk rumah nya.

Bianca menghela nafas, kecemasan tersebut langsung berkurang pada saat telinga nya mendengar deruman motor dari arah garasi rumah nya.

Langkah kaki membawa nya pada depan pintu, dan tanpa panjang fikir lagi Bianca membuka pintu. Bertepatan dengan remaja perempuan seumuran nya berdiri kaku dengan keadaan basah kuyup.

"Oii." panggil Bianca.

"Ia...." lirih Cloui tak kuasa menahan tangis nya.

Ledua lengan Bianca langsung terlentang dan Cloui memeluk Bianca dengan tangisan nya yang pecah.

"Hiks...hiks...."

"Oi kenapa?" tanya Bianca sambil mengusap rambut Cloui.

"Rezan..Ia, Rezan hiks hiks." ucap Cloui di sertai dengan isakan nya.

Bianca tau pasti arah pembicaraan nya kemana, ia memilih untuk meminta penjelasan nya besok karena melihat keadaan Cloui saat ini. Yang membutuh kan istitahat.

"Sekarang Oi ganti baju dulu aja, nanti sakit." ucap Bianca memandang wajah Cloui yang berantakan.

Cloui hanya bisa mengangguk langkah nya tertuju pada kamar yang berada di lantai atas.

Bianca melihat Cloui sampai pandangan nya tak melihat nya lagi terhalang tembok. Pandang nya langsung mengarah pada langit malam yang telah berhenti menurunkan air hujan.

Di dapur sudah banyak bahan makanan yang habis. Bianca berfikir untuk membeli sesuatu untuk besok, dan memberi Cloui sebuah kejutan kecil.

_____

"Semua nya jadi Rp 300.000."

"Ouh." Bianca memberikan tiga lembar uang nya yang berwarna merah.

"Terima kasih."

Dengan menenteng keresek belanjaan nya. Bianca melangkah kan kaki nya ke luar super market. Yang terdengar rintik air. Dan hujan turun kembali.

Di dongkak kan kepala nya melihat rintikan hujan yang tak deras. Hingga lamunan nya tersadar pada saat ada yang menepuk pundak nya.

"Hei."

Bianca melihat ke arah sumber suara. Di lihat nya tubuh tegap yang lebih tinggi dari nya dan tak lupa wajah nya yang tampan serta rambut yang sedikit berantakan.

"Ehh Muel. Lagi ngapain di sini ?" tanya Bianca. Remaja lekaki yang di hadapan nya itu adalah Muel.

"Pengen, gak tau kenapa gue ngarasa nyaman di sini." ucap Muel.

"Tempat baru buat nenangin fikiran." ucap Bianca.

"Iya."

Bianca melihat ke arah Muel dengan senyum yang mengembang di wajah nya, melihat Muel yang sedang melamun tak tau melamunkan apa. Tapi Bianca sedikit terkikik ketika mendengar suara 'kiukkk kriukk'

"Ehmm Muel aku pilang duluan ya." ucap Bianca.

"Ayo sama gue anter."

"Boleh selagi gak ngerepotin."

MULINKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang