Banyak sorakan sorakan tertuju untuk Muel dan Bianca, sesampainya di depan cafe milik Nandan.
"Woyy si bis udah datang."
"Keren bingit si bos."
"Madep lah, memang gak ada saingan kalau sama si bos."
Muel sengaja membuka kedua kaca mobil depan, tempat mereka berdua duduk. Semakin meriah sorakan pada kedua nya sedangkan Muel masih bersikap cool dengan sesekali memberikan senyum tipis. Dan juga Bianca sesekali terkekeh, senyum lebar, dan melambaikan tangannya.
Bianca melihat ke arah Muel. "El kayanya parkiran penuh."
Muel melihat lihat ternyata benar parkiran sudah penuh Bianca dan Muel fokus pada seruan seruan. Dan mengabaikan di mana nanti tempat parkir.
"Tunggu bentar." Muel keluar dari dalam mobil, Bianca memperhatikan Muel memanggil beberapa orang tak lama diskusi mereka selesai dengan Muel kembali masuk ke dalam mobil.
"Gimana?" tanya Bianca.
"Sini tangannya."
"Buat apa?"
"Udah." Muel menggenggam tangan Bianca, sedangkan tangan yang lain menggerakkan stirnya.
"El ish, nanti kalau-"
"Engga akan, santai aja. Aku tau kamu lagi usaha sembunyiin salting nya." ucap Muel menatap Bianca dengan menggoda.
Bianca menutup muka Muel dengan sebelah tangan lainnya berusaha untuk menutup rasa saltingnya. "Udah ayoo turun."
Muel mengambil tangan Bianca. Matanya terus bergerak melihat tangan dan wajah Bianca dengan senyuman yang tidak luntur sedari tadi.
Cup
Muel mengecup punggung tangan Bianca dan setelah itu mengusapnya. "Jangan salting lagi. Kamu sekarang sepenuhnya milik aku gitu juga sebaliknya."
Bianca memajukan tubuhnya mendekat pada Muel berniat untuk balas dendam tapi dirinya tak bisa menahan debaran jantung yang semakin kencang, tapi sedang berusaha menetralkan segala nya. "Aku siapa?"
"Muel Albachtera Luth, ketua Relangga, ceo Luth." Muel mengucapkan dengan sedikit kesombongan yang di tabur.
"Sombong." ucap Bianca yang di lancut kekehan lembut.
Cup.
Sebelum Bianca kembali pada posisi duduk nya semula. Muel mengambil kesempatan mengecup kening Bianca. Sontak membuat gadis di hadapan nya menjadi terdiam dengan pandangan menatap seorang Muel, jangan lupakan ekspresi nya yang cengo.
Keterdiaman mereka langsung buyar, tersentak di kala ada ketukan pada kaca. Ternyata pelakunya adalah Jali.
"Astagfirulah Mul, lo ngapain? Memang berdosa lo." ujar Jali.
"Bacot lo. Udah belum?" tanya Muel, memang Muel meminta untuk memberi tempat untuk mobil nya parkir.
"Dari tadi Mul. Cuman kita yang jadi saksi engga mau jadi perusak suasana. Ehh lama juga, yaudah gue yang maju." ucap Jali lagi, tak di sadari bahwa dirinya menjadi obat nyamuk yang terabaikan oleh dua sejoli.
Kondisi Bianca sudah sangat malu, wajahnya pasti sudah merah padam saking malunya. "Lo sana duluan." usir Muel.
"Yee ngusir lo, bilang aja mau beduaan." ucap Jali sewot, sambil berjalan pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MULINKA [END]
Teen FictionMuel Albachtera Luth seorang remaja lelaki yang bersekolah di SMA Dirgantara. Diri nya cukup populer karena karena termasuk dalam jajaran lelaki tertampan di sekolah, tak hanya itu status nya menjadi ketua geng motor yang bernama RELANGGA menambah k...