*40

4.9K 246 44
                                    

Sepulang sekolah hari ini. Bianca merasa bingung dengan perasaan yang sekarang ini menyelimutinya, mulai dari perkataan Ajeng yang mengaku kekasihnya Muel dahulu yang belum putus, dan juga mengenai Siren yang menginginkan posisi nya di ekstrakulikuler Badminton dengan cara bermain by one.

Selepas membereskan perlengkapan sekolah Bianca keluar bersamaan dengan Mischa, Caramel? Gadis itu sudah pergi sedari tadi entah akan kemana.

Bianca dan Mischa sudah di parkiran sekarang, kebetulan Bianca pun sudah memiliki janji dengan Muel di parkiran sekolah setelah tadi bicara pada waktu istirahat.

"Aku baru nyadar loh Cha." Ucap Bianca melihat Mischa.

Mischa menoleh membalas menatap Bianca. "Nyadar apaan?"

"Ternyata Mischa itu diam diam menghanyutkan." Kekeh Bianca.

"Lah tiba tiba. Maap maap aja gue udah gak bisa mikir lagi langsung ke point nya aja." Ucap Mischa.

"Jadi point nya Mischa itu keliatan cuek, acuh, dingin. Tapi di balik itu semua Mischa jago Balapan jago bela diri." Jelas Bianca.

Mischa diam sebentar untuk mencerna perkataan Bianca tadi, hingga tiba tiba. "Bwahahahahaha." Mischa tertawa.

"Kenapa ketawa?" Bianca sempat terkaget kaget, Mischa yang di kenalnya jarang tertawa kali ini tertawa. Seketika saja bulu kuduk Bianca meremang.

Sebelum menjawab pertanyaan Bianca, Mischa menyeka air mata nya yang sedikit keluar berkat gelak tawa nya itu. "Haduh cape, apa hubungannya heh hahah."

"Iya kan biasanya gitu, setiap aku baca atau nonton suka ada." Ucap Bianca.

"Iya gimana Lo aja, asal Lo senang."

"Si Muel belom ada ?" Ucap Mischa lagi, yang di angguki Bianca.

Bianca menyapu pandangan hingga tubuh nya berputar mencari keberadaan sang pemilik hati. Pengelihatan Bianca menangkap gerombolan lelaki yang sedang menjadi pusat perhatian, siapa lagi kalau bukan Jantung Relangga.

"Eeehh sewe sewe santik ada di sini." Ucap Jali.

Nandan yang berada tepat di samping Nathan bergerak seperti orang yang mencari seseorang. "Nyariin siapa Lo?" Tanya Nathan.

"Bi, Lo engga liat my baby honey Caramel?" Tanya Nandan, Nathan yang di kacangin pun mengangguk saja karena pertanyaannya terjawab oleh pertanyaannya pada Bianca.

"Loh, emang Caramel engga bilang ke kamu?" Tanya Bianca heran.

"Bilang apa?"

"Kita berdua juga gak tau ya Bi. Tadi waktu bel, my baby honey sweety lovely Lo langsung pergi, kirain lo tau." Yang menjawab kali ini Mischa, Bianca hanya mengangguk angguk.

Nandan mengangkat ponsel dan memandang layar ponsel miliknya itu, jempol tangan itu lincah menari di sana. "Engga ada ngabarin apa apa si Honey, nanti gue tanyain lagi aja." Ucap Nandan memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku abu abunya, dengan ekspresi yang sudah tak semangat menjalani hari.

"Baru engga di kabarin aja udah sad gitu gimana kalau Lo di putusin?" Ucap Samudera.

"Lo gak akan ngerti bangsat." Ucap Nandan lemah.

"Udah udah Lo jangan sad lah, muka Lo sekarang engga jauh beda sama air keringet gue." Ucap Azka.

"Lak kok gituk?" Ucap Dira.

"Sama sama asem." Ucap Azka.

"Yahaahahaha you know kurupuk." Ucap Nathan.

Azka menahan malu karena itu, dan berusaha mengalihkan pembicaraan. "Ehh hayu-"

MULINKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang