'Menurut ku, aku ini benar. Menurut orang lain aku ini salah. Pertanyaannya:
Aku yang terlalu percaya diri atau orang lain yang terlalu iri?'
Muel dan Nathan sampai di markas Relangga, untung saja Nathan masih bisa membawa motor walau perlahan, dari situ Nathan menyimpulkan 'asal selamat sampai tujuan.' karena kalau sudah celaka siapa yang merasa sakit? bukan Aspal, teotoar, semuanya kembali pada diri sendiri.Nathan kembali memapah Muel, melangkah ke arah teman temannya di dalam markas.
"Lepasin gue." suara tersebut terus terdengar oleh telinga Nathan, suara lirih Muel tercipta saat ini di karenakan tubuh sudah merasa kelelahan, tetapi semangat balas dendam amarah mendominasi.
"Lo dengerin gue gak?" kalau terus seperti ini Nathan akan cape sendiri, melihat kondisi nya juga yang sama babak belur, memar di mana mana, serta tubuh yang letih.
"Urusan gue sama mereka belum selesai." ucap Muel lagi, dengan sedikit kekuatannya Muel memberontak minta di lepaskan.
Baiklah, Nathan sudah di atas batas letihnya. Cape teramat sedangkan kawannya yang satu ini sangat tidak mengerti situsi kondisi sekarang seperti apa, sangat bodoh emang.
Memar di sebelah matanya terasa nyeri, Nathan sendiri merasa satu matanya itu semakin sipit itu berarti memarnya besar sekali bukan main.
"Lepasin gue sekarang-"
BRUK
"Astagfirullah bang." salah satu anggota Relangga mendekat untuk membantu Muel, dari ucapannya saja sudah di pastikan bahwa dia adalah adek tingkat mereka.
"Anjing." pekik Muel tertahan lirih, sakit di badannya seperti bertambah dua kali lipat, setelah berpelukan dengan alas yang keras, dingin, dan tak rata itu.
"Bawa abang lo ke sana lagi, mau balik tawuran." ucap Nathan seakan tidak peduli.
Nathan kembali berjalan memunggungi keduanya, sambil menelfone seseorang terlihat dari ponsel milik Nathan di dekatkan ke telinga.
Sayup sayup, terdengar Nathan memanggil Dokter serta Perawat Rumah Sakit untuk mengobati semua anggota yang di markas.
Di lihat dari jumlah anggota, yang pasti Dokter dan Perawat nya banyak yang datang.
Dan sekarang, adek tingkat tadi yang di maksud bernama Prasasti. Sedang kelayapan bagaimana cara mengatasi orang yang terkapar lemah tepat di depannya ini.
"Aduh, masa iya balik lagi bang?" ucap Prasasti terdengar frustasi.
Muel tak menjawab, terlalu lelah dalam keadaannya saat ini untuk banyak bicara, hanya ingin cepat sembuh dan kembali menuntaskan apa yang belum sepenuhnya tuntas.
Malvi melihat sosok Muel lelah seperti ini tanpa meminta persetujuan sang ketua, Malvi langsung mengangkat Muel di papahnya pergi kemana Nathan pergi.
"Dudukin aja di sofa Mal, ketua lo emang nyusahin." ucap Azka bersender di sofa singel.
"Gue duluan ya bang, mau ke temen temen." Malvi berucap pamit.
"Thanks Mal." ucap Samudera di balas Malvi. "Iya bang, santai aja."
"Woi pala gue sengklek." Nandan mengadu, benar saja kepala Nathan layaknya bersender pada pundak seseorang.
"Salah tidur, makannya jangan keenakan kalau tidur bangun bangun sengklek kan." ucap Dira selepas dari warung abah, meminta baskom serta air hangat tak lupa sebuah lap kain untuk mengompres memar memarnya agar terminimalisir rasa sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
MULINKA [END]
Roman pour AdolescentsMuel Albachtera Luth seorang remaja lelaki yang bersekolah di SMA Dirgantara. Diri nya cukup populer karena karena termasuk dalam jajaran lelaki tertampan di sekolah, tak hanya itu status nya menjadi ketua geng motor yang bernama RELANGGA menambah k...