Di sekolah, pagi hari ini nampak biasa biasa saja tidak ada yang spesial dan terlihat mengagumkan, siswa siswi hilir mudik ke sana kemari entah itu tujuan ke kantin, perpustakaan, uks, lapangan, masih banyak lagi kecuali orang yang kehilangan arah entah kemana tujuannya.
Nafas Bianca terengah engah, membungkukkan badan tepat di depan kelas nya untuk meminimalisir sesak dan nafas teratur.
"Bi, lo ngapain ?"
Bianca melihat siapa yang bertanya padanya, ternyata dia adalah Yolla wakil ketua kelas. Dengan kacamata itu Yolla terlihat polos, anggun dan juga cantik.
"Hah hah, engga tadi abis lari dari-"
"Kenyataan." potong Putra, keluar kelas.
"Apaan si lo, so asik." Yolla membalas tajam, seakan intimidasi nya itu menyeramkan, tapi di mata Putra itu sangatlah menggemaskan.
"So Cutee."
"Apaan?! diem!!"
"Eh eh, kalian jangan berantem." Bianca melerai sebelum peperangan besarnya terjadi.
"Tadi aku lari dari parkiran ke sini, kelas." Bianca menjelaskan faktor dari keterengahannya itu.
Yolla beroh ria, mulutnya membentuk bulat, sedangkan Putra hanya mengangguk saja sambil sesekali menjahili Yolla. Tapi, yang pastinya oleh Yolla sendiri tidak di gubris, sudah terlalu sering di jahili Putra membuatnya kebal.
Just info, Km di kelas Bianca itu Putra. Jadi yaa Yolla dan Putra saling melengkapi, Putra setor muka doang setiap ada panggilan dan Yolla yang mengerjakan semuanya. Beruntungnya Yolla cukup sabar menghadapi kalimat yang always di katakan 'Engga apa apa, cuman tiga tahun.'
"Ouh iya, Mischa udah datang?" apalagi yang akan Bianca lakukan pastinya setelah kejadian kemarin, mendatangi Mischa lalu meminta maaf.
"Mana gue tau-" ucapan Putra kali ini di potong Yolla.
"Lo gak tau? Mischa untuk sementara homeschooling." ucap Yolla menyela Putra, mengandalkan sang ketua kelas? jangan harapkan itu terjadi.
Bianca membulatkan mata lebar lebar. "Maksudnya? kok tiba tiba?"
"Lo bukannya deket banget sama Mischa, gue kira lo tau alesannya." ucap Putra di angguki Yolla.
"Kalau misalnya lo engga tau, gimana kita tau juga Bi." Yolla menggengam tangan Bianca, pemikirannya mungkin Bianca dan Mischa sedang ada masalah.
Yolla berhadapan dengan Putra, melipat tangan di depan dada. "Mending lo pergi, bawa buku di Perpustakaan buat belajar jam pertama sekarang."
"Males banget gue Yol."
"Seengganya lo berguna sedikit jadi ketua kelas."
"Iya iya, malesin lo." dengan perasaan kesal, Putra pergi ke Perpustakaan seorang diri, dalam hati Yolla menertawakan Putra karena buku paket yang akan di bawanya banyak sekali, sulitan emang orangnya.
"Hmm sebelumnya gue mau bilang sama lo." Yolla kembali mengobrol dengan Bianca, Bianca sendiri hanya memperhatikan biasa saja dan menjadi pendengar yang baik.
"Entah lo udah tau atau engga, tapi. Mischa yang tiba tiba memutuskan homeschooling bukan kali ini dan hari ini aja, udah sering gitu dia. Dengan beralasan ingin sendiri, dan anak anak di kelas beranggapan bahwa dia memang ada masalah."
Mendengarnya Bianca menunduk kan kepala, kejadian kemarin mungkin membuat Mischa mengambil keputusan ini. Bianca semakin merasa bersalah jika nanti pulang sekolah ada waktu luang, Bianca akan meminta maaf pada Mischa.
KAMU SEDANG MEMBACA
MULINKA [END]
Teen FictionMuel Albachtera Luth seorang remaja lelaki yang bersekolah di SMA Dirgantara. Diri nya cukup populer karena karena termasuk dalam jajaran lelaki tertampan di sekolah, tak hanya itu status nya menjadi ketua geng motor yang bernama RELANGGA menambah k...