*17

10.5K 541 19
                                    

Setelah kejadian di kantin tadi, membuat otak Muel sedikit bekerja cepat apa tujuan yang sebenarnya?

Karena hal itu juga membuat Muel lebih banyak terdiam memikirkan nya. Sampai sampai tak memperhatikan guru di depan yang sedang menjelaskan.

"Uyy bu Intan gak ada, JAMKOS manteman." ucap Azka.

Seketika itu juga suasana kelas yang semuala santai, menjadi ricuh saking kegirangan nya karena jam kosong.

"Emang bu Intan kenapa gak masuk kelas?" tanya Cilla pada Azka.

Azka yang di tanya langsung oleh Cilla pun sedikit terkejut, karena baru kali ini Cilla bertanya, yang jelas nya ngomong jauh dari marah marah.

"Kurang tau juga soal nya tadi dari tolilet gak liat." jawab Azka.

"Gak bener lo. Siapa tau kan lagi di ruangan ato kelas mana gitu."

"Muncul lagi tanduk nya." gumam Azka yang masih di dengar oleh Cilla.

Cilla yang mendengar hal itu pun, memposisikan kedua tangan nya di pinggang. "Apa lo bilang ? Tanduk ?!"

"Engga bukan, lagi mikir tanduk burung buat praktek tugas IPA."

"Gila lo." delik Cilla.

Cilla melewati Azka yang di depan nya. "Li anter gue yu cari bu Intan."

Azka bergabung bersama teman teman nya yang sedang duduk, di ujung kelas dengan melingkar. "Sabar banget lo ngadepin Cilla." ucap Dira.

"Harus lah, itung itung latihan buat nanti kalo Cilla jadi istri gue." dengan ke 'PD' an nya Azka berucap.

"Baru juga orok kemaren sore. Udah ngomong istri aja lo." ucap Jali.

"Pokok nya gue kudu berjuang." menyemangati diri sendiri.

"Kalo jodoh Cilla bukan lo, gimana tuh ?" tanya Nandan.

Azka yang sedang memainkan jemari nya langsung memandang Nandan dengan tatapan horror.

"Damai damai." Nandan sambil terkekeh.

"Maksud lo apa huh ? Semangatin ke apa kek." ucao Azka.

"Semangat Azka dapetin Cilla nya." dari raut wajah Nandan menggambarkan seperti di paksakan.

Samudera terlihat merundukkan tubuh nya ke bawah sedang mengambil sesuatu. "Wihh pulpen, lumayan masih ada isi."

"Bangpen." ucap Nathan.

"Rezeki Nat, Rezeki." memperlihatkan pulpen nya.

"Serah."

Muel hanya mengerap apa yang dari tadi mereka bicara kan. Tapi tak ada satu pun pembicaraan yang membuat nya tertarik.

"Ngomong ngomong ni ya, si Bintang tadi ngapain ngasih bunga segala ke sugar Bianca?" tanya Jali tiba tiba.

"Ngapa lo cembokur?" tanya Samudera.

"Muka si Bintang tuh ya kek macam macam tukan manfaatin." ucap Jali.

"Sadar diri lo kalo mau sama Bianca." ucap Nandan.

"Sadar diri banget gue." delik Jali.

Samudera langsung mengarah pada Muel yang hanya menyimak. "Lo Mul ngapa dah, dari tadi gue perhatiin lo diem mulu?"

"Kalah cepet dia tu sama c Bintang." ucap Azka.

"Ouh masalah itu toh." Nandan menganggukkan kepalanya.

"Menurut gue lo berdua butuh ngobrol deh. Kasian liat lo kek gak ada semangat hidup lagi." ucap Dira.

"mau gimana nanti hasil nya, yang penting lo berdua dah ngobrol." ceramah Azka pada Muel.

MULINKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang