*6

17.3K 876 33
                                    

Bel pulang sekolah sudah terdengar 10 menit yang lalu. Saat ini Bianca sedang berada di lorong berjalan menuju kelas nya untuk membawa tas dan pulang.

Di kelas terlihat telah sepi dan menyisakan satu orang yang duduk di bangku sebelah nya sambil menutup mata dengan telinga yang di sumpel memakai earphone.

"Ca belom pupang?" tanya Bianca, yang menepuk pundak Mischa.

Ya orang itu adalah Mischa, "Males gak tau kenapa."

"Caramel mana? udah pulang?" tanya Bianca doble.

"Iya tadi di jemput sama Nandan." ucap Mischa.

Bianca duduk di bangku nya sebelah Mischa. " ada catetan gak?"

"Ada."

"Liat dong ya ya." Bianca memohon.

Mischa memandang Bianca dan mengambil sebuah buku di tas nya. "Nih."

Bianca menerima nya dan akan segera mencatat "Makasih."

"Sama sama."

Dalam beberapa saat keheningan pun melanda. Bianca yang sedang sibuk dengan catetan nya, sedangkan Mischa yang sedang sibuk dengan musik nya.

"Tadi dari mana?" Mischa buka suara.

"Dari ruang guru." ucap Bianca yang masih fokus pada catetan nya.

"Ngapain?"

Bianca memandang Mischa dengan ekspresi 'kenapa?'

"Sorry." Mischa mengalihkan pandangan nya ke depan.

Bianca tersenyum kecil "Engga, tadi itu kata pak Bima aku nge wakil in SMA Dirgantara di O2SN olahraga Badminton."

"Lo suka main Badminton? " tanya Mischa.

"Ya gitu, waktu SMA di Bandung ikut juga kejuaraan kejuaraan. Tadi nya di SMA Dirgantara mau masuk ekskul Badminton juga tapi gak tau." jelas Bianca.

"Ohh."

Bianca memangut mangut dan mengalihkan kembali pandangan nya pada buku buku yang sedang di kerjakan.

Dari luar kelas terdengar deruman  motor saling bersahutan sangat keras, mungkin dapat terdengar sampai lantai atas.

Bianca dan Mischa saling pandang apa, yang terjadi?

Mischa yang menyadari akan hal itu langsung membuka mulut nya. "Gue liat dulu keluar." Mischa beranjak menuju lorong kelas yang terbuka, langsung menghadap lapangan.

Mischa terpatung, sedikit terkejut dengan banyak nya motor yang telah terparkir di lapangan dan segerombolan remaja lelaki berjejer di depan nya.

Terdengar di bawah sana teriakan sang ketua yang Mischa tau dia bernama Rezar.

"RELANGGA!!" teriak Rezar, mereka tidak menyadari Mischa yang sedang memandang mereka semua.

"Mungkin mereka udah pada pulang bos, sepi begindang." ucap Boy yang menjabat sebagai wakil dari geng motor Galvator itu.

Rezar tersenyum miring. "Kalo gitu kita acak acak aja ni sekolah mereka pasti bakal keluar."

Hening, baik itu dari mereka dan keadaan Mischa saat ini. Ia berjalan mundur supaya tidak terlihat dan memelankan langkah nya supaya tak terdengar.

Mischa meruntuki diri, saat kaki nya tersandung lalu tangan nya bergerak bebas hingga menjatuhkan sebuah pot tanaman.

Rezar memandang ke arah kelas yang terletak pada lantai 2.

"Periksa ruangan itu." ucap Rezar terdengar sampai telinga Mischa.

Beberapa anggota nya pun menuju ruangan kelas 11 IPA 1.

MULINKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang