*24

9.2K 404 35
                                    

Muel melihat anggota, teman teman serta sahabat nya. Sedang berkumpul, tanpa fikir panjang lagi Muel mendekati semuanya itu.

Untuk kali ini perasaan nya merasa tak tenang pasal nya, mimik muka mereka yang biasa nya tenang menjadi menegang. Begitu pun biasanya yang absurd dengan wajah nya yang konyol kini terlihat was was dan ekspresi tampang serius.

"Kenapa?" tanya Muel yang telah menerobos dan sekarang berada di samping Nathan, di depan nya tak ada yang menghalangi. Hingga pengelihatan nya terkunci pada satu perkumpulan sama seperti mereka.

"Sejak kapan mereka di sana?" tanya Muel pada kedua orang yang berada di kedua sisi nya, di sebelah kanan ada Nathan dan sebelah kiri ada Azka.

Muel mengerti sekarang apa yang sedang terjadi, kali ini jauh di depan mereka sekitar beberapa meter di depan. Ada perkumpulan sama seperti mereka, yang akhir akhir ini menjadi perbincangan hangat dan di hindari oleh mereka.

Pandangan Muel bertubrukan dengan orang yang dulu di kenal nya. Tatapan tajam di berikan Muel sedangkan yang di pandang hanya terkekeh sinis.

Noir. Yap geng motor itu yang menjadi was was, orang yang di tatap oleh Muel adalah seorang ketua dari geng motor ini yang telah lama hilang bernama Rayn. Rombongan dari Noir mendekati Muel dan semua anggota Relangga. Sekarang Muel dan Rayn saling berhadapan.

"Long time no see." ucap Rayn, pada Muel. Tangan nya terangkat menepuk pundak Muel.

Seketika lengan Muel menghalau tangan yang akan menyentuh nya itu, seakan enggan di sentuh dan juga terdapat dendam tersendiri.

Rayn mengangkat tangan lalu melipat kedua lengan nya di dada. "Di sini gue gak akan cari ribut, cape buat apa juga kan."

"Apa mau lo?" tanya Muel yang sudah mengepalkan kedua tangan nya.

"Mau gue?" Rayn mendekati telinga Muel dan berbisik. "Siap siap aja dulu ini baru kenalan."

Setelah ini Rayn beserta antek antek nya pergi membelakangi mereka. Di tempat nya Muel terpaku oleh seorang gadis yang menghampiri Rayn.

Gadis yang selalu ada untuk nya.
Gadis yang selalu membawa kebahagiaan untuk nya.
Gadis yang dapat membuat nya tersenyum dan juga tertawa.
Gadis yang memberi kenangan kenangan indah tak dapay di lupakan.

Sayang nya semua itu termasuk pada masa lalu Muel. Dan satu lagi gadis tersebut salah satu orang yang sama meninggalkan nya pada masa dimana Muel membutuhkan tempat berkeluh kesah serta bahu tuk bersandar.

Perasaan nya saat ini tak karuan antara senang dan juga kecewa menjadi satu. Dan perasaan cinta nya terhadap gadis tersebut sudah tergantikan menjadi sebuah perasaan yang tak dapat di artikan.

Muel merasakan ada yang menepuk bahu sebelah kanan nya, dan sang pelaku adalah Nathan. "Gue liat apa yang lo liat Mul." ucap Nathan.

Memang gadis itu terhalang halangi oleh tubuh anggota Noir yang lebih besar. Tapi Nathan dan Muel memiliki pengelihatan yang tajam dan akurat. Seakan kehabisan kata kata Muel hanya menganggukkan kepala nya.

Hingga keheningan di antara mereka berdua buar saat mendengar teman nya berteriak. "GUYS KITA PARTY SESUAI JANJI YANG TRAKTIR ZAYA." ya yang berteriak adalah Jali, siapa lagi yang paling heboh coba.

"Anak baik nurut ajalah, kasian yang gak di kasih makan. Dapet pahala Aminn." gumam Zaya yang masih dapat di dengar jelas.

"Anak mak nurut ya, kalau engga nanti di kutuk jadi ikan pari." ucap Samudera sedikit terkekeh.

"Tidak mak." ucap Zaya mendalami peran nya.

"Anak pintar." ucap Samudera mengangkat kedua jempol tangan nya.

MULINKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang