'Apa yang sederhana? Bahagia'
Pulang sekolah, suasana pada siang menjelang sore hari di SMA Dirgantara sedang heboh, di karena kan kabar Geng Relangga di mana, adalah geng terbesar itu akan tawuran menurut berita yang beredar.
Bianca sendiri belum mengetahui hal itu, merasakan efek ke hebohan tersebut, hingga bertanya tanya apa yang sedang terjadi.
Sadar Bianca melihat Rangga terburu buru memakai jaket Relangga, lalu memasukan semua alat tulis ke dalam tas.
Langkah Rangga yang akan keluar kelas, terhenti oleh satu tangan lentik menggengam lengannya itu.
"Kenapa?" tanya Bianca.
"Aduh, Bi. Gue harus buru buru nih. Udah di tunggu sama yang laen." ucap Rangga tak sabaran ingin secepatnya pergi.
"Kenapa buru buru, Rangga ?" tanya Bianca sekali lagi.
"Gue mau tawuran sama Galvator and Noir." Bianca terdiam, perlahan melepaskan genggaman tangannya dari genggaman Rangga, mencerna khusus nya.
Melihat Bianca tak ada respond sama sekali, Rangga memilih untuk berpamitan saja. "Yaudah ye, kalo gitu gue pergi, Bye." tanpa lama lagi, itu lakik langsung ngacir.
"Galvator and Noir? tawuran? Relangga?" gumam Bianca.
Seketika sepasang mata Bianca membulat, terkejut dengan apa yang telah di cerna dari kata kata itu.
"Cha cha cha." panggil Bianca lebih dekat dengan Mischa yang sudah kembali masuk kelas.
"Napa?" tanya Mischa, tiba tiba Bianca memanggilnya, tiga kali pasti ada apa apa.
"Cha, Relangga mau tawuran." ucap Bianca.
"Iya gue tau, terus lo mau apa?" ingin mencegah pun tak ada gunanya karena ini menyangkut juga dengan harga diri geng geng itu.
"Makannya itu, bantu aku buat cegah ya." ucap Bianca, dengan nada memohon.
"Denger Bi, mereka udah sepakat. Udah ada aturan, jadi kita warga sekolah biasa engga bisa apa apa." ucap Mischa memang benar adanya.
"Kalau gitu, kita ke parkiran sekarang." Bianca memakai penekanan di setiap kata yang di ucapkan.
"Kenapa ke sana?"
"Cha plise, nurut. Galvator sama Noir itu bahaya, mereka licik, anggotanya semua pada picik."
Lebih memilih menggengam tangan Mischa untuk ikut bersamanya ke parkiran, dari pada menunggu apa yang akan Mischa ucapkan.
Dari atas Bianca dapat melihat kumpulan motor sport, terparkir rapi di sana. Serta para pengemudi sedang bersiap.
Bianca melihat siluet seorang Muel dengan di ikuti oleh Jantung Relangga lainnya, sudah duduk manis di atas motor, menempatkan di paling depan memimpin.
Remaja lelaki itu, sudah lengkap berpenampilan, helm full face, jaket kebanggan nya Relangga, serta slayer bertulisan Relangga melingakar manis pada bisep luar jaket Muel.
Melewati murid murid yang memenuhi koridor kelas, sesekali keduanya bertubrukan karena koridor penuh dengan kesibukan warga sekolah itu.
Bruummm bruuummmm bruuum
Sampainya Bianca di parkiran suara motor sport banyak bersahut sahutan, seribu langkah cepat Bianca ternyata terlambat sudah tak ada siapa pun di parkiran.
Hanya ada beberapa motor terparkir, pasukan Relangga sudah pergi menuju tempat Tawuran, Bianca tak bisa mencegah nya sekarang.
"Cepet, kita pulang, terus susul mereka." Bianca membalikan tubuhnya, mendengar suara Mischa yang sekarang sudah duduk manis di atas motor sport berwarna putih nya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MULINKA [END]
Fiksi RemajaMuel Albachtera Luth seorang remaja lelaki yang bersekolah di SMA Dirgantara. Diri nya cukup populer karena karena termasuk dalam jajaran lelaki tertampan di sekolah, tak hanya itu status nya menjadi ketua geng motor yang bernama RELANGGA menambah k...