Kringggg kringggg
Sekarang telah waktu nya untuk pulang sekolah. Tapi kelas 11 IPA 4 terlihat belum juga bubaran. Kondisi itu pun membuat jengah siwa siswi kelas nya.
Guru di depan masih juga menjelaskan, seperti tak terjadi apa apa. "Kring kring, kring kring." suara tersebut berasal dari Samudera, tujuan nya mulia hanya ingin menyadarkan guru yang di depan bahwa sudah waktu nya untuk back to go home.
"Nanaonan maneh teh? Sok aneh aneh wae hehe." ( apa apaan kamu? Aneh aneh aja hehe) setelah mengatakan nya di lanjutkan dengan geplak an sebelah tangan Jali yang mendarat, tepat di punggung nya.
"Translet." ucap Samudera.
Jali memasang wajah lelah nya. "Teuing ah." (gak tau ah) yang di harapkan nya hanya satu menunggu pulang, kalau menunggu dia cape gak datang datang.
Dira menyenderkan tubuh nya di kursi sambil melemaskan otot otot nya. "Sekarang jam berapa ya?" ucap Dira penuh penekanan dan sedikit kencang.
"Jam 17:30 WIB." timpal Nandan.
Terlihat guru di depan telah melihat ke arah jam tangan nya. Lalu menyimpan buku dan spidol di meja guru. "Baiklah pembelajaran sekarang telah selesai, dan nanti ada tugas yang akan di kirim lewat online, Assalamualaikum."
"WAALAIKUMSALAM."
Buku buku dan beralatan belajar lain nya di masukkan ke dalam tas nya masinh masing, terkecuali sebagian anak laki laki yang menyimpan semua buku nya di kolong meja.
"Lo kenapa?" tanya Nathan pada Muel yang berada di sebelah nya.
Ya, yang memukul Rezar adalah Muel. Diri nya melihat Bianca yang di tarik kasar oleh musuh nya itu, langsung terjadi baku hantam di antara mereka. Bianca?
Bianca langsung meminta pertolongan pada satpam penjaga sekolah untuk memisahkan kedua nya. Setelah di pisahkan Bianca meminta untuk Rezar pergi. Tiba tiba ada yang membantu Rezar untuk pergi dari sana. Tatapan mata Muel seperti sedikit terkejut dan masih menatap tajam kedua nya.
Selepas kepergian Rezar yang di bantu seseorang. Muel melihat ke arah Bianca sekilas lalu pergi menuju kelas. Karena terdengar bel masuk.
"Rezar tadi ke sini. Terus gue liat sama Bianca di tarik tarik sama dia, gue hajar aja tu bocah terus pas udah di pisah sama satpam tiba tiba ada orang yang bantu dia terus pergi." Muel memberi penjelasan, yang di cerna baik oleh Nathan.
"Tapi lo gak apa apa kan ?" tanya Nathan datar.
Muel hanya mengangguk sebagai jawaban, dan mengingat sesuatu. "Skuyy pulang, ato mau ke markas warung Abah?" ujar Azka.
Yang tersisa di kelas hanya Jantung Relangga yang lain nya, sudah melenggang pergi. "Ke markas aja bilang nya. " ucap Nandan.
"Lah kan di markas ada warung Abah juga. Hayoooo mati kutu kan lo." ucap Azka.
Nandan mengempaskan tas yang telah di gendong nya, ke arah Azka dengan sekuat tenaga. "AJIG." umpat Azka.
"Payah lo gitu aja meringis kesadaran." ucap Samudera yang berusaha melawak.
"Kesakitan puyuh." ucap Dira.
"Dan sayap sayap burung puyuh...." nyanyi Nandan dengan nada yang sedang buming saat ini.
"Haha hehe wkwk." tawa Muel yang di paksakan, dalam bentuk menghargai.
Jali memilih damai dan tenang. Ia memilih untuk duduk di hadapan Muel dan Nathan, dan mengabaikan kawan kawan nya yang absurd itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MULINKA [END]
Teen FictionMuel Albachtera Luth seorang remaja lelaki yang bersekolah di SMA Dirgantara. Diri nya cukup populer karena karena termasuk dalam jajaran lelaki tertampan di sekolah, tak hanya itu status nya menjadi ketua geng motor yang bernama RELANGGA menambah k...