*62

2K 147 48
                                    

"Duuh, pengen bikin vidioo."

"Bikin aja jing, ngoceh mulu dari tadi." sepertinya Jali sudah mulai jengah dengan Azka.

Tidak sekali Azka bilang ingin membuat vidio, udah berkali kali tapi malah engga bikin bikin. Nurutin galau terus emang dasar mageran.

"Bukan gitu anjer, yang pengen gue bikin kebanyak tema nya sama pasangan. Gue sama siapaa." sekarang Azka malah menenggelamkan wajahnya pada bantal sofa.

Tidak biasanya Jantung Relangga berkumpul di rumah Muel, yang ada lapangan private Sepak Bola, yang biasa pulang sekolah langsung ke markas.

"Sama Cila." Nathan memberi solusi dari masalah Azka yang di perumit sendiri.

"Cila udah ngebet banget sama Bintang si ketos." ucap Azka, masih dengan posisi yang sama.

"Bintang di langit?-" ucap Jali terpotong, di teruskan oleh....

"Tapi cinta ku yang terbaaaiik..
Hoo
Meskii ku bukan yang pertama..
Di hati mu tapi..
Cinta ku terbaik
Untuk mu meski..
Ku bukan bintang di langit
Tapi cinta ku yang terbaik.." Nandan mendekati teman temannya, lalu menyimpan sesuatu di atas meja. Diikuti Samudera di belakang, mereka berdua baru datang setelah tadi pulang dulu ke rumah.

"Bintang si ketos, bonge." Azka memperbaiki letak duduk nya, karena mencium bau bau yang akan menggonjang ganjing dunia perutnya.

"Lama banget lo bro." ucap Jali pada Samudera.

"Gue di suruh makan dulu." balas Samudera apa adanya, sudah di kenal oleh kawan kawannya itu kalau Samudera tipikal orang yang penurut kalau di dalam rumah. Urusan makan ya nurut lah yakali engga, merah muda matahari yang ada.

Nandan menaik turunkan kedua alis. "Di suapin iya gak bro??"

"Bacot."

"Ahh Samudera cute banget, di suapin sama emak." Azka gemas sendiri mendengarnya.

"Lo napa bisa tau??" tanya Dira, mengepulkan asap dari mulut setelah menyesap vape. Sekedar info alat vape Dira ini terlihat polos namun terbuat dari bahan mutiara asli, serta emas melingkar di atasnya. Biasalah sultan emang begitu.

Nandan melirik Dira, lalu fokus pada ponsel genggamnya. "Kan gue ke rumah Samudera supaya ke rumah si Muel nya bareng, nah waktu gue manggil nama nya engga ada yang nyaut. Ada pak Satpam katanya masuk aja, gue nurut. Ehh di ruang makan, ada bocil lagi di suapin sama emak nya."

"Bacot anjing." ucap Samudera datar sambil bermain game online di ponsel nya.

"Utututututtu Samuderaaaa." Azka mencubit cubit pipi Samudera.

Samudera pasrah sajalah, karena kalau di lawan balik entah kapan berhentinya.

Ngomong ngomong mereka cuman ber enam, sang pemilik rumah sedang pergi ke Undangan Pernikahan rekan kerjanya di Kantor. Kenapa merek bisa masuk? biasalah, duplikat kunci.

Kalau ada yang maling pun tak jadi masalah, Muel udah tajir ini.

Nandan menyimpan ponsel nya ke dalam saku celana, menarik bungkusan kresek ukuran sedang yang tadi di bawanya.

"Wiiii apa tuuuu." Azka sudah stand by dekat Nandan, walau berdesak desakan.

"Anjiiir, makanan berlapis emas." Jali mencomot satu kue cake kecil dengan lapisan emas di atas, di makannya sekali lahap.

"Lo kaya monyet. bagong." Samudera meledek Jali, berkat satu lahapan yang lumayan kecil namun ketika di masukan mulut menjadi penuh, membuat kedua pipi Jali dan mulut penuh. Di tambah lagi gerakan mengunyah itu.

MULINKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang