"Tanah yang terlihat kotor akan selalu ada untuk bunga indah daripada kupu-kupu menawan yang singgah untuk sementara."
Bianca termenung di dalam kamar, suasana malam hari mendominasi ketenangan di sekitar.
Sudah beberapa jam dari pertemuan di Cafe tadi, Rezar memberi tahukan semuanya, dan menyatakan bahwa pertemuannya dengan Samudera hanya sebatas hubungan mantan teman sekolah lama.
Flashback on
"Engga ada yang spesial, cuman reunian bareng kawan sekolah dulu."
Tentu saja penyataan yang di katakan Rezar, membuan Mischa dan Bianca saling pandang. Tidak semudah itu kedua gadis cantik mempercayai perkataan dari Rezar.
"Lo mikir reunian di gudang sekolah? sekolah orang lagi." Mischa menatap tajam Rezar, kalau semisal Mischa sedang hamil pasti anaknya ada sedikit kemiripan dengan Rezar. Karena dendamnya dan ketidak sukaan Mischa pada Rezar.
"Lo juga engga percaya Bi?" tanya Rezar pada Bianca, selain itu Bianca hanya diam tanpa menyetujui atau menjawab pertanyaan Rezar.
Tubuh Rezar menyender pada kursi memasang wajah pasrah. "Emang ya, kalau orang berbuat jahat, sekalinya ngomong lo anggap boong."
"Asal lo tau juga, lo harus sadar diri, Sebagai ketua geng Galvator lo di kenal. Yang artinya lo di black list Relangga lah penguasa SMA Dirgantara."
"Dan sebenernya kita berdua sebagai penghuni atau penduduk di SMA Dirgantara, di larang ketemu sama lo." ucap Mischa dingin.
"Ini engga ada hubungannya sama geng, gue udah bilang gue sama Samudera satu SMP dulu......." Rezar berusaha meyakinkan.
Bianca mengangkat tangannya memberhentikan perdebatan di antara kedua orang yang sama sama kepala batu. "Udah udah."
Tangan Bianca mendekatkan kedua minuman dingin yang entah kapan di pesan tapi sudah ada di atas meja, kepada Mischa dan Rezar. "Nah minum dulu, biarin aku yang ngomong sekarang."
"Rezar bener kan ??" Bianca angkat bicara.
Rezar mengeluarkan sedotan di dalam mulut. "Gue perjelas lagi, emang gue ini sosok ketua geng motor yang kagak bener, tapi gue juga manusia yang ingin berbuat baik. Kali kali kan gue ngomong jujur."
Bianca menjawab dengan anggukan saja. "Bener lo engga sekongkol sama Samudera."
"Silet mana silet, Sileeeeeet.
Gue sayat ni tangan supaya lo percaya." ucap Rezar frustasi.
"Gak lucu." sergah Mischa.
Rezar melihat pada Mischa dengan tatapan tajam. "Serah lo beropini apa, tapi gue sekarang punya tujuan buat jadi calon kapir Bianca."
"Tapir?" terdapat kerutan di dahi kedua gadis itu.
"Kapirrrrrr." Rezar memperjelas.
"Astagfirullah." sudah berkoneksi kembali Bianca refleks menutup mulut dengan kedua telapak tangannya.
Entah bagaimana nanti nasib dari Rezar setelah pulang ke rumahnya. "Kakak iparr."
"Dah lah ribet, Calon dikpar (adik ipar) jangan lupa kasih bunganya ke kakak lo, gue pulang." tanpa memberi salam Rezar beranjak dari tempat duduk, melengos pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MULINKA [END]
Teen FictionMuel Albachtera Luth seorang remaja lelaki yang bersekolah di SMA Dirgantara. Diri nya cukup populer karena karena termasuk dalam jajaran lelaki tertampan di sekolah, tak hanya itu status nya menjadi ketua geng motor yang bernama RELANGGA menambah k...