*22

9.5K 457 15
                                    

Sepulang dari markas Relangga,  tengah membicarakan mengenai yang 'kata nya' Geng Noir telah kembali bangkit. Mereka bukan nya takut untuk menghadapi segala ancaman yang tiba tiba datang, tapi bersiap siap untuk menghadapi nya dengan rencana rencana yang di buat.

Di tengah jalan yang lumayan legang. Muel memberhentikan motor sport hitam kebanggan nya. Karena di rasakan deringan telfon dari saku celana. Di lihat nya tertera nama Kanu seseorang yang membantu Muel selama memimpin perusahan Kakek nya, yang telah di ambil alih Muel selepas kepergian ayah nya yang tiba tiba pergi entah kemana.

Di geser digit berwarna hijau itu. "Kenapa?"

"Sekarang lo di mana ?" ucap Kanu di sebrang sana.

Walau pun Kanu dan Muel berbeda usia yang terpaut 8 tahun. Mereka berdua memang akrab, bahkan Muel sendiri menganggap Kanu sebagai Kakak nya sendiri. Waktu pertama kali mereka bertemu sebenarnya Kanu memanggil Muel 'pak' karena bentuk atasan dengan bawahan. Dan segera Muel menyangkal nya dengan 'jangan gitu ah, gue masih muda  banget belom nikah apalagi punya anak.' dari situ mereka berbicara formal pada saat ada kilen lain misal nya karena bentuk ke profesional an, dan ketika sedang berdua mereka seperti hal nya kakak adik.

"Di jalan mau pulang, ada apaan ahelah dingin di luar." ucap Muel.

"Mending lo cepetan ke kantor sekarang."

Muel melihat ke arah jam yang melingkar di tangan kiri nya, yang menunjukkan waktu 23:45 WIB.

"Lo belom pulang? Ngapain di kantor jam segini? Gak punya rumah sampe nginep di kantor?"

"Heh bocil denger dulu, pokok nya lo ke sini cepetan. Ge peke leme cepet!"

"Eh gue atasan nya jangan gitu."

"Serah, cepetan ngeti bahasa Indonesia gak?"

"Iya iya, jafi galak gini napa?"

"Gue denger heh, cepet."

"IYA IYE SIIP SIAP OK OKE OKYU."

"Lima menit lagi gue tunggu."

Panggilan terputus dari seberang sana, di masukkan kembali ponsel Muel ke saku celana. Lalu segera pergi dari sana dengan kecepatan di luar batas.

Langkah cepat Muel memasuki gedung besar tersebut. Pertama memasuki sepi dan gelap di rasa. Dengan inisiatif Muel akan menuju ruangan nya di lantai paling atas ke 2.

Benar saja lampu masih menyala di ruangan nya, dapat terlihat karena ruangan yang lain sudah gelap.

Muel sedikit terkejut dengan kedatangan kakak laki laki nya Kiki yang berdiri dari duduk nya melihat ke arah Muel. Dan juga ada Kanu yang menemani nya. Keterkejutan Muel di tutupi dengan wajah nya yang datar.

Kanu mendekati Muel dan berdiri di samping sedikit belakang Muel. "Untung lo udah dateng gue, dah kewalahan ngadepin nya." bisik Kanu.

Muel melihat Kanu sekilas, dan mengangguk sebagai jawaban nya. Di langkah kan kaki berhadapan dengan Kakak nya Kiki.

"Ngapain ke sini?" ucapan nya datar. Dengan tatapan yang tajam.

Kiki menghela nafas nya perlahan. "Bisa kita duduk dulu?"

MULINKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang