*32

6.1K 328 61
                                    

Hari sudah malam, tapi masih tetap saja tongkrongan Abah ramai dengan para remaja Relangga.

"Kaki lo napa ? Kesetrum?" ucap Azka yang menghembus kan asap dari rokok nya.

Memang benar sedari tadi yang di lakukan oleh Nandan, menghentak hentak an sebelah kaki nya. Seperti orang bingung banyak fikiran.

"Tau lo. Jangan main rahasia rahasiaan." ucap Samudera.

"Ribet tau gak mecahin teka teki, gue bukan dokter." ucap Jali.

"Detektif jing." umpat Nathan.

"Ya maap salah banyak." ucap Jali lagi.

"Tumben kagak bersuara lo." ucap Muel yang menyimpan rokok nya di asbak, dan melirik Nandan.

"Gue pusing jir. Kalyan gak gak tau da." ucap Nandan.

"Ogep lo juga belon ngasih tau apa apa pandan! Dari tadi lo mingkem terus!!" biarkan Jali mengeluarkan segara kekesalan nya.

"Lo gak ngajak Malmingan si Caramel? Ini malem senin bego." ucao Muel.

"Bukan itu sat." delik Nandan.

"YA APAAAN.?!!"

Nandan menghembuskan nafas perlahan. "Lusa ulang tahun nya Caramel."

Whhuss

Krikk krikk

Plak

"ANJIIIIIIIM. Dari tadi lo marah marah sama kita semua karena lo lagi mikirin ultah ayang beb lo?" ujar Jali.

"Sampe frustasi nya lo mikirin ultah Caramel." ucap Azka.

"Masalah nya gue gak tau nanti mesti gimana." ucap Nandan.

Nathan memijat pelipis nya serta mata yang tertutup. "Gak ngerti lagu gue." ucap nya.

"Ajing lo jangan so so an bikin meriah ultah Caramel lah jing." ucap Samudera.

"Bucin lo kagak ketulungan." ujar Muel.

"Ngape nih ngape?" tanya Dira yang baru saja datang karena tadi mengantar adik dan ibu nya kembali ke Yogyakarta.

"Ucing endogan naga." ucap Jali nyebat rokok nya.

"Bagi dong." ucap Dira mengambil bungkus rokok di hadapan nya, lalu menyala kan dengan bensin yang tergeletak tak berdaya di atas meja.

"Sebagai ketua yang baik. Kita bantu lo bikin acara lah." ucap Muel final.

"Asli ?" tanya Nandan sumringah.

"Bohong. Ini ada apaan dah ?" tanya Dira.

"Yang gak tau apa apa diem bae." ucao Samudera.

"Ish kepo gue." ucap Dira.

"Kepoan kaya Dora." ucap Azka.

"Kan kembaran Dora Dira, jadi santai." ucap Jali.

"Wah sarap, jangan biarkan." ucap Nathan.

"Memang harus pake raket setrum. Serasa ada sensasi nya." ucap Dira.

"Lo kira gue nyamuk?" ucap Jali.

"Lo.... Bagong." ucap Dira.

"WAAAA WKWKWKW HAHAHAHA."

"Ajim lah, sabar sabar." ucap Jali mengusap dada nya.

"Ihh atuh anjir jangan diemin gue." ucap Nanda.

"Iya sok ath mulai. Azka kumaha." ucap Jali.

"Se enak nya lo." ucap Azka. Menoyor kepala Jali.

MULINKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang