😒😒😒
Kira-kira seperti itulah ekspresi anak-anak minus Si kembar dan Donghyun yang sekarang lagi duduk di sofa. Semacam disidang ini sama Daeyeol.
Daeyeol kalo bisa emosi ya emosi banget udah, tapi berhubung dengar penjelasan dari Bomin sendiri jadi sebisa mungkin ditahan dulu ... Padahal pas perjalanan pulang panik-panik ajib mikir yang nggak-nggak.
Bahkan yang di sbux pun buru-buru balik, sampe Yoojung dan Olivia ikut juga.
"Bentar, ini gue mau mastiin lagi. Jadi kalian bukan berantem?" tanya Sungyoon.
"Dia sendiri yang minta"Jibeom nunjuk ke Bomin "kalo dia mulai gak ke kontrol harus disadarin"
"Nyadarinnya dengan mukul sampe mau mati? Gitu?" sahut Jangjun, dari semua anak yang ada di mobil dia paling panik sampe nerobos lampu merah.
"Gue juga salah sih bang main nelponin kalian semua, ya tapi wajar dong ni anak sampe pingsan masa gue diam doang," ucap Donghyun.
Donghyun ngerasa bersalah karna langsung nelponin anak-anak mana ngomongnya, "Bomin.. darah ... Jibeom mukulinn..."
Yang lain gak mempermasalahkan sih karna ya memang wajar panik, cuman Donghyun nya aja yang ngerasa gak enakan apalagi pas denger Jangjun harus nerobos lampu merah.
"Udah Hyun gapapa" kata Daeyeol berusaha meyakinkan Donghyun, "Jadi ini gak harus dibawa ke rumah sakit?"
"Ini memang gue yang mau kok bang..." jawab Bomin lalu noleh ke Jibeom, "Makasih."
Yoojung dan Olivia bener-bener pen Jambak rambut masing-masing karna gak paham maksudnya apaa. Mereka duduk di kursi pantry, Seungmin yang suruh.
"Gue jadi gak enak masa," ucap Olivia.
"Samaaa, harusnya kita balik sendiri tadi tuhhh... Tapi syukur deh ternyata gak sesuai sama yang ada di otak gue."
"Iyaa bener, gue takut banget tauuu mana pacar lo kayak panik gitu."
Yoojung ngangguk lalu menoleh ke Jangjun, kelihatan beberapa kali menyibak rambutnya frustasi lalu noleh ke Yoojung, "Tunggu ya" bisik Jangjun, Yoojung ngangguk.
"Tar deh ini maksudnya gak ke kontrol tuh gimana?" tanya Taek.
"Udah kelewat batas dia, emang kemarin dia balik pagi-pagi gaada yang ngeh?" tanya Jibeom.
Yang lain berusaha mencerna pertanyaan Jibeom, mencoba berpikir positif ...
"Lo... Serius?" tanya Daeyeol ke Bomin.
"Iyaa. Tapi tenang kok gak kayak dipikiran kalian semua. Cuman nemanin dia minum doang, gue pun tidurnya di sofa," jawab Bomin.
Anak-anak memicingkan matanya ke Bomin, masih rada gak percaya.
"Serius?" tanya Daeyeol.
"Iyaaa bang"
"Lo gak minum kan pas itu?"
"Gakk, Naeun yang minum. Gue jagain doang. Beneran."
"Yaudah gue percaya, tapi plis jangan begini lagi. Masa depan lo masih panjang."
"Gue minta maaf sekali lagi."
"Obatin dulu lukanya, gue naik dulu."
🏠
Naeun make Bomin crazy.
Padahal udah tau kan kalo Naeun punya pacar dan masih berhubungan sama Eunwoo cuman si Bomin mungkin menganut 'terobos ajalah' makanya harus disadarin.
Yang bisa nyadarin Bomin ya siapa lagi kalo bukan abangnya sendiri, Jibeom. Sampai harus ditonjok beneran biar pikiran, mata, hati Bomin kebukaa lebar-lebar kalo selama ini jalan yang diambil itu salah.
"Aduh pelan-pelan dong!" rintih Bomin ketika Jaehyun mengusapkan obat luka dipipinya.
"Lah tadi dipukulin oke-oke aja, pas diobatin malah sakit," sahut Jibeom yang mengibaskan tangannya, kram.
"Iya ah udah paling pelan ini, sebelah kiri lagi," pinta Jaehyun, Bomin menoleh.
"Lu mukulnya brutal juga anjir coba lihat," seru Donghyun, matanya gak berhenti natapin luka-lukanya Bomin.
"Rahang lo gak kegeser kan? Harus di Rontgen gak sih?" tanya Joochan, "Lo bisa mangap gak? Coba Aaaaa..."
Bomin ngikutin, "Aaaaaaa---aduhhhh!"
"Begooo, ngapain ngikutin Joochan sih! Udah diem!" oceh Jaehyun kemudian buang cotton Bud ke tempat sampah kecil disamping meja belajar.
Jibeom menarik kursi lalu ditempatkan didepan Bomin duduk, kini mereka berhadapan, "Duduk yang bener."
Udah kayak bapak marahin anak ini modelannya.
"Apa lagi?"
"Pokoknya lo harus bener-bener selesai sama dia."
"Iyaaa nanti gue ketemuan biar kelar."
"Serius Min, kalo perlu disadarin lagi sekarang gue bisa nih."
"Lo bunuh gue aja sekalian dah."
"Mulut lu Min!" sahut Donghyun.
"Cewek lain banyak Min," kata Jibeom.
"Iya tau."
"Buruan kelarin, butuh cewek juga gak gini amat."
"Iya tau."
"Suatu saat lo bakal dapat karma Min."
"Iya tau."
Jibeom menghela nafas kasar sambil mencoba menetralkan sisa-sisa kemarahannya biar gak meledak lagi.
Joochan Jaehyun dan Donghyun udah siaga satu, siap-siap megangin Jibeom dari belakang.
"Maaf.."
Bomin menunduk, "Iya maaf juga.."
Yang dibelakang Jibeom mundur, lalu pergi keluar. Membiarkan dua saudara itu saling bermaaf-maafan padahal belum lebaran...
"Hahhh pengapp bangett anjirrr," keluh Jaehyun lalu mengatur nafasnya kembali setelah didalam tidak bisa bernafas dengan baik.
"Ternyata begitu ya kalo punya saudara," kata Joochan kemudian deluan menuruni tangga.
"Lahh-- oh iya kan anak tunggal," ucap Donghyun ngekor dibelakang Joochan.
Jaehyun merangkul kedua temennya lalu sama-sama turun kebawah, "Gapapa Chan kan disini saudara lo semua, gue kan Abang lu."
"Beda bulan doang ya, Abang dari mana," sahut Joochan.
"Eh iya bener, Chan kita berdua nih Abang lu!" tambah Donghyun.
"MUSNAHHH!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Age of Youth || Golden Child
Fanfiction▪Enjoy while still young Highest rangking #1 on Jangjun #1 on Youngtaek