Apakah mungkin untuk jatuh cinta ketika semua yang kamu tahu adalah kebencian?
.
Is it possible to fall in love when all you know is hate?
.
Ava adalah seorang wanita konservatif yang tentu sangat terbiasa dengan kehidupan penuh aturan terutama atur...
Ava membuka matanya, tidak perlu waktu lama hingga dia menyadari jika semalam dia terpaksa tidur bersama Raxel. Wajah Raxel yang berhadapan dengan jarak yang sangat dekat dengan wajahnya membuat Ava memundurkan cepat tubuhnya, namun sayangnya gerakannya tertahan karena tubuhnya yang masih terpeluk erat oleh pria itu.
Dia merasa cukup canggung dengan posisi ini, dia memang pernah tidak sengaja tidur dengan posisi seperti ini bersama Raxel waktu di rumah sakit, tapi hanya sekali dan dia tidak pernah melakukannya seumur hidupnya bersama pria manapun, jadi yah... maklum saja kalau dia merasa canggung.
Dia ingat semalam mereka tidak tidur dengan posisi saling memeluk satu sama lain seperti guling ini, tadi malam dia jelas tidur membelakangi Raxel. Tapi itulah buruknya dia, dia tidak bisa mengontrol dirinya ketika tidur apalagi tanpa guling. Jadilah, dia berakhir dengan posisi memeluk Raxel.
Perlahan Ava menahan nafas, berusaha membebaskan tubuhnya dari Raxel.
"Tsk!" decaknya, menyadari kalau itu cukup susah, sepertinya dia harus membangunkan Raxel sedikit saja.
Dia menoleh kembali, menatap pada Raxel.
"Raxel!" panggilnya pelan.
"Raxel!" ulangnya.
Tidak bangun juga.
Ava melihat ke jam dinding, subuh belum terlalu dekat, tidak enak juga dia kalau harus membangunkan Raxel. Tapi, dia tidak kuat jika terus-terus bertahan dalam posisi seperti ini bersama Raxel. Kasihanilah jiwa polos-nya.
"Raxel, bisakah kau menyingkir sedikit saja, aku mau bangun," ucap Ava. Meski dia tahu sebenarnya itu percuma saja.
Dia akhirnya hanya memandang nelangsa pada Raxel. Kesulitan melepaskan diri.
