Chapter 15

4.9K 324 12
                                    

Aku bakal tetap usahakan update ya 😊 Kangen juga nulis ini 😂

***

Buat Pengertian, mungkin percakapan di cerita ini bakal banyak pakai aku dan kau, paling aku-kamu cuman waktu percakapan antara Ava dan ibunya, sama Ava dan Anin atau teman Ava diluar lingkaran Raxel lainnya, selebih itu Aku-Kau. Thanks Perhatiannya ❤️

***

Tidak penting betapa sering kau bertengkar. Jika kau benar-benar mencintai seseorang, hal itu tidak akan menjadi masalah pada akhirnya.

- Anonim -

***

Playlist di Multimedia: One Direction - Gotta Be You

***

Silahkan vote + comment jika menyukai cerita ini 😊

***

💙 Selamat Membaca 💙

***

"Astagfirullahal'adzim!"

Ava bangun dengan terengah-engah, keringat telah membasahi sekujur tubuhnya. Dia menutup wajahnya dengan kedua tangan lalu mencoba melap wajahnya.

Mimpi buruk.

Sudah sangat lama sejak mimpi itu kembali hadir menghantuinya. Efek yang sama tetap saja berlaku padanya ketika mimpi itu menghampirinya.

Ini yang kelima kalinya.

Dan entahlah apa yang membuat mimpi itu kembali datang.

Apa mungkin karena terlalu banyak emosi yang dialaminya sejak kemarin, terlalu banyak sakit hati yang didapatnya. Entahlah, Ava tidak bisa menebaknya dengan tepat. Dia kemudian melihat pada jam dinding. Pukul 02.00 subuh. Ava menyingkirkan selimut dari tubuhnya dan segera menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu, setidaknya karena mimpi itu dia punya kesempatan untuk tahajud.

Usai melaksanakan ibadahnya, Ava terdiam sebentar dengan posisi duduk di atas tempat tidurnya. Dia kembali memikirkan mimpinya, wanita yang ada dalam mimpinya sampai saat ini tidak diketahuinya. Selalu sama, wanita itu berlari di lorong-lorong gelap dengan kejaran banyak laki-laki berpakaian hitam yang membawa todongan senjata, entah pistol ataupun senjata tajam lainnya. Mereka memburu wanita itu seakan wanita itu adalah penjahat yang harus segera dihabiskan.

AVRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang