Jangan menjelaskan tentang dirimu pada siapapun, karena yang menyukaimu tidak butuh itu, dan yang membencimu tidak mempercayai itu.
- Ali bin Abi Thalib r.a. -
***
Jangan lupa vote/comment untuk mendukung cerita ini.
***
~ Selamat Membaca ~
***
Tepat pukul setengah sebelas, Ava segera menyiapkan semua berkas yang diperlukan untuk pertemuan antara Raxel dengan Mr. Yixing. Setelah memastikan semuanya sudah siap, dia membuka pintu penghubung antara ruangannya dengan Raxel.
“Selamat pagi, pak, aku sudah menyiapkan semuanya,” ucap Ava ketika dia sudah berada tepat di depan meja kerja Raxel.
Raxel yang masih terduduk dengan kedua jari-jemari disatukan dan diletakkan dihadapan mulutnya, sambil mengamati laptopnya – entahlah apa yang sedang diamati oleh laki-laki itu – melirik sedikit pada Ava yang berada dihadapannya.
Sesaat kemudian dia menyandarkan tubuhnya pada kursinya yang empuk dan jelas sangat nyaman itu.
“Benarkah?” tanya Raxel dengan mata yang sedikit memicing.
Ava mengangkat kedua alisnya seakan heran dengan pertanyaan Raxel.
Raxel menghela nafas, “benarkah kau sudah menyiapkan semuanya?”
Ava mendapatkan maksud pertanyaan Raxel, jadi laki-laki itu meragukannya. Baiklah, Ava tidak akan sakit hati, karena wajar saja jika Raxel meragukannya, kinerjanya memang bisa dibilang tidak baik saat ini.
“Ya pak, aku benar-benar sudah menyiapkan semuanya,” ujar Ava dan kali ini dia mencoba mengatakan dengan penuh keyakinan.
Raxel hanya mengangguk-angguk pelan dengan gestur seakan dia masih tetap tidak bisa mengandalkan Ava.
Raxel kemudian berdiri, merapikan dasinya yang sebelumnya dilonggarkan dan mengambil jasnya yang disampirkan pada lengan kursinya. Mungkin, jika wanita lain yang berada di posisi Ava, apa yang dilakukan Raxel tadi jelas sangat menarik, tapi bagi Ava, tidak sama sekali.
Bukan apa-apa.
Hanya saja, Ava tidak menyaksikannya, karena pandangannya yang tertunduk.
Tiba-tiba saja Raxel sudah berdiri di sebelah Ava, kehadirannya jelas disadari Ava dan membuat Ava segera sedikit menyingkir agar tidak terlalu dekat dengan bosnya itu. Masalahnya, wangi parfum Raxel terlalu menyengat.
“Tidak usah terlalu percaya diri, aku tidak tertarik padamu,” tukas Raxel saat Ava yang berlagak menjauhinya.
Ava tidak mencoba membalas dan bersikap seolah kata-kata Raxel tidak berpengaruh apapun padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AVRA
RomanceApakah mungkin untuk jatuh cinta ketika semua yang kamu tahu adalah kebencian? . Is it possible to fall in love when all you know is hate? . Ava adalah seorang wanita konservatif yang tentu sangat terbiasa dengan kehidupan penuh aturan terutama atur...