Chapter 8

4.4K 324 3
                                    

Jangan menghakimi kenyataan yang tidak sesuai keinginan, hadapi saja, kita tidak pernah tahu hal baik apa yang akan terjadi setelahnya.

- Blue Lova -

***

Jangan lupa vote/comment untuk mendukung cerita ini 🙏

***

Selamat Membaca 😊

***

"Kau baik-baik saja Raxel?" Salah satu dari wanita yang menemaninya di Club itu bertanya.

Pasalnya, dari tadi Raxel tidak berhenti meneguk alkohol dihadapannya, ditambah dengan raut wajahnya yang tidak bersahabat. Tidak biasanya Raxel seperti itu, apalagi jika disekelilingnya terdapat banyak wanita yang menemaninya, Raxel jelas akan terus tersenyum sambil mengeluarkan banyak rayuannya. Tapi kali ini tidak.

"Kau membuatku ke club pada jam ini, hanya untuk melihatmu minum dengan brutal seperti itu?" Raxel menatap tajam pada laki-laki yang duduk di sofa di seberang tempat duduknya dan baru saja mengkritik apa yang dilakukannya itu.

Laki-laki itu membalas tatapan Raxel dengan santai sambil menyilangkan kedua tangan di depan dadanya.

"Dengar, wanita yang sekarang menjadi sekretarisku itu adalah orang gila!" tukas Raxel tajam pada laki-laki itu.

Laki-laki itu hanya terkekeh mendengar ucapan Raxel. "Kau mabuk?" tanya laki-laki itu seakan menganggap apa yang baru saja diucapkan Raxel adalah lelucon. "Kau baru meneguk lima gelas, biasanya kau tidak mudah mabuk," lanjut laki-laki itu.

Raxel mendengus kesal mendengar ucapan laki-laki itu, wanita-wanita di sekitarnya tidak berdampak banyak kali ini, tidak ada yang berhasil mendamaikan hatinya. "Tequila, Vodka, Wine, jenis-jenis alkohol seperti itu tidak akan membuatku mabuk. Aku sedang berbicara yang sebenarnya."

"Benarkah? Jadi, wanita itu orang gila?" tanya Robert yang juga ada di club itu.

Robert dari tadi hanya tertawa memperhatikan Raxel yang terlihat sangat murka. Entah mengapa, bagi Robert malah menyenangkan melihat temannya sesekali seperti ini dibanding terus-terusan bersikap tenang dan sok mempesona tanpa beban dan masalah.

"Dia berbicara atas namaku untuk menolak hadiah seorang wanita dari Korea Selatan. Kau pikir apa jika dia tidak gila? Berbicara atas nama seorang atasan ketika yang dibicarakan juga bukanlah sebuah kenyataan!" Raxel menggengam gelas di tangannya dengan sangat keras dan meletakkan di meja juga dengan sangat keras hingga membuat wanita-wanita yang mengelilinginya segera sedikit menjauhi Raxel.

"Aku rasa itu keren."

Raxel kembali menatap tajam pada laki-laki dihadapannya itu.

"Dengar, kau tidak pernah menghadapi situasi seperti ini bukan? Seorang sekretaris yang berbeda dengan sekretaris-sekretarismu yang sebelumnya, itu menyenangkan, kau hanya tidak perlu terlalu terbawa emosi. Aku rasa kau benar-benar kesal karena wanita itu sama sekali bukan tipemu, jadi apapun yang dilakukannya akan membuatmu kesal, pandanglah dia sebagaimana kau memandang wanita-wanita yang biasa bersamamu," saran laki-laki itu.

AVRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang