Apakah mungkin untuk jatuh cinta ketika semua yang kamu tahu adalah kebencian?
.
Is it possible to fall in love when all you know is hate?
.
Ava adalah seorang wanita konservatif yang tentu sangat terbiasa dengan kehidupan penuh aturan terutama atur...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
PlaylistdiMultimedia: Tangga - Utuh
***
Janganlupatinggalkanjejak ❤️
***
🎀 SelamatMembaca 🎀
***
"Rumah sakit?" William Madagascar mengepalkan kedua tangannya mendengar informasi yang disampaikan oleh orang suruhannya itu melalui sambungan telepon.
"Lalu, apa Raxel bersamanya saat ini?"
"Tidak, pak. Hanya ada seorang pria yang terlihat berjaga di depan ruang rawatnya, aku cukup sering melihat orang itu, sepertinya dia orang kepercayaan Raxel Nero Ardiaz," jawab orang suruhan itu.
William Madagascar tersenyum tidak menyenangkan. "Sudah kuduga. Tetap lakukan pekerjaanmu, aku akan mengabarimu lagi nanti."
"Baik, pak."
Sambungan telfon itu pun terputus.
"Sedang menelfon dengan siapa?"
William Madagascar sedikit tersentak kaget ketika Liliana Madagascar – istrinya – bertanya padanya. Liliana hanya memakai kimono biru, dia baru saja selesai dari kamar mandi.
"Sekretarisku, kau tahu kan urusan pekerjaan," jawab William berbohong.
"Oh." Liliana mengangguk tenang. "Kau terlihat sangat kesal, santai saja, biasanya juga kau tidak terlalu mengambil pusing urusan perusahaan kan? Semuanya akan baik-baik saja."
"Ya, tapi kali ini urusan yang cukup penting dan aku tidak suka ada kesalahan apapun dalam urusan ini."
"Kalau serius seperti ini kau tidak terlihat seperti suamiku," ucap Liliana sambil memegang kedua lengan William, menatap dalam pada manik mata suaminya itu.
William tersenyum pada istrinya. "Baiklah, aku tidak akan terlalu memikirkannya, aku akan duduk bersantai di kamar ini seharian bersamamu? Bagaimana? Apa aku sudah kembali terlihat seperti suamimu?"
Liliana terkekeh manis. "Aku akan ada pertemuan dengan teman-temanku sekarang, jadi aku tidak bisa menemanimu seharian di kamar ini."
"Kelompok pertemananmu memiliki kegiatan yang lebih sibuk dibanding aku ya?" sindir William, air mukanya jenaka.
"Sayang.. kau tahu kan pertemanan kelompok kami juga berpengaruh dengan bisnismu?"
"Baiklah, aku juga tidak berniat mengganggu urusanmu."